Langsung ke konten utama

Postingan

Abadikan Kenangan bersama Sepiring Mie Gomak

Ada cara unik yang saya lakukan untuk mengabadikan kenangan, yaitu melalui makanan. Jika sedang berbelanja ke pasar atau supermarket dan melihat kemasan mie lidi, memori saya sering melayang ke masa silam. Kenangan itu mengingatkan saya pada aroma dan cita rasa sepiring mie gomak, masakan khas Sumatera Utara. Bertahun-tahun yang lalu, mie gomak merupakan sarapan ideal dalam keluarga kami. Meskipun kakak-kakak saya sudah berumah tangga atau merantau, tapi ada waktunya kami berkumpul bersama orang tua. Nah, pagi hari daripada repot keluar mencari sarapan, kami mengolah bahan mie lidi menjadi hidangan mie gomak.  Sebungkus mie lidi tidak akan cukup untuk sarapan sekeluarga yang mayoritas berperut karet. Lemari dapur di rumah minimal harus menyimpan dua bungkus untuk persiapan acara kumpul keluarga. Bumbu-bumbunya pun sudah tersedia lengkap dan tinggal mengolah. Kakak sulung saya yang akan memasak dengan resep andalan. Biasanya, sambil menunggu masakan, kami sering mengobrol beragam topik
Postingan terbaru

Kios Buku dan Sekelumit Kisah Lampau

Sebelum internet beredar, buku menjadi rekan sejawat terbaik untuk pelajar dan mahasiswa. Tampilan kertasnya yang ramah mata, membuat orang betah membaca dalam jangka waktu lama. Belum lagi aroma buku baru yang kerap memberikan sensasi berbeda bagi para pembacanya. Hanya saja, tampilan fisik yang tebal menjadikannya beban jika dibawa bepergian. Inilah alasan mengapa sebagian orang memilih ebook yang lebih praktis di era digital. Walaupun demikian, tetap ada penggemar setia buku fisik sampai sekarang, baik tua maupun muda.  Beda dengan ebook yang tinggal didownload melalui jejaring internet, buku fisik harus dibeli secara langsung ke tokonya atau melalui online. Sekarang transaksinya sudah lebih mudah karena telah tersedia olshop. Kalau dulu calon pembeli harus berjibaku menembus jarak dan lalu lintas untuk memperoleh buku yang dibutuhkan, sekarang dari rumah pun semua bisa dipesan.  Soal harga buku dulu, saat masih berstatus siswa harga bukunya lebih terjangkau. Berbeda lagi pas kuliah

Pengalaman Menumpang Bis Eldivo Jurusan Medan - Pem. Siantar

  Berlibur ke luar kota memang menyenangkan. Tak perlu jauh, cukup sekitar 2 - 3 jam perjalanan saja sudah membawa suasana baru. Minimal, kita telah menemukan lingkungan berbeda dari tempat menetap. Pemandangan mata perlu diubah, jangan sama terus-menerus.  Pem. Siantar, sebagai kota terpadat ketiga di Sumatera Utara setelah Medan dan Binjai, menjadi tujuan saya sambil menengok keluarga. Kota ini pun sudah familiar karena melewati masa seragam merah putih di sana. Bersama orang tua, dulu saya sering dibawa keliling naik motor. Jadi, saya mengenal hampir setiap sudut kota. Selain relasi kenangan, Pem. Siantar tempat yang patut dikunjungi. Wisata kulinernya dijamin membuat lidah betah dan ingin mencoba semua hidangan yang tersedia. Beragam roti, mie, kue-kue, hingga oleh-oleh khas kacang tumbuk siap memanjakan wisatawan. Selain makanan, tempat wisatanya pun oke punya, seperti kebun binatang dan taman-taman rekreasi keluarga untuk  Sudah lama saya tidak berkunjung ke sana. Biasanya, say

Kumon Connect dan Pendidikan Online

  Anak-anak sekarang memang beruntung. Fasilitas belajar di era digital lebih lengkap dibandingkan sekolah jadul. Jika dulu anak hanya menyerap ilmu dari buku-buku yang berjejeran di rak perpustakaan konvensional, maka sekarang isi buku dapat ditelusuri dengan ujung jari dalam bentuk ebook, pada layar gadget. Sarana belajar pun beragam, bukan hanya dari ebook. Video pembelajaran atau tutorial bisa disimak dalam aplikasi. Belum lagi audio book yang membuat kita seperti didongengin pas masa kecil dulu. Cara belajar sudah serba praktis. Semua materi telah dimuat dalam gadget yang bisa dimasukkan ke kantong atau tas.  Karena praktis, ada yang menganggap gadget membuat anak menjadi malas. Kalau perlu sesuatu, cukup klak-klik saja. Enggak perlu lagi repot membolak-balik buku seperti generasi sebelumnya. Padahal, belum tentu karena tergantung dari tontonan yang dilihat. Kalau cuma membaca cerita recehan atau video nge-prank nan lebay, boleh jadi karakter anak ikut terpengaruh.  Manfaat Konten