Selain anak-anak kecil, lansia adalah orang yang mendapat banyak perhatian serta perawatan dari keluarga. Merawat lansia bukan berarti hanya tinggal bersama dan menemani mereka, tapi ikut menyiapkan segala kebutuhannya, mulai dari makanan, pakaian, hingga kesehatan.
Kalau saya sendiri pernah merawat lansia, yaitu Ibu, yang sekarang sudah mendiang. Ibu sangat membutuhkan pendampingan sehari-hari, karena sudah sulit untuk hidup mandiri.
Merawat orang tua itu banyak suka dukanya. Ada saat-saat senang, tapi juga rasa capek serta jenuh. Bagaimana nggak capek, saya harus rajin memantau keadaan Ibu, apakah semua kebutuhannya sudah lengkap.
Saya memang tidak merawat sendirian, karena ada perawat jompo di rumah. Lumayan juga ada bantuan karena kalau sendirian, tenaga belum tentu mampu. Apalagi saat Ibu jatuh sakit dan harus bolak-balik ke berobat.
Salah satu kejadian yang paling saya ingat adalah, ketika Ibu jatuh dari tempat tidur sekitar jam 9 malam. Entah karena mimpi atau ada kejadian lain, kami menemukannya sudah tergeletak di lantai. Ibu langsung muntah dan kami segera membawanya ke rumah sakit, takut kalau ada gangguan serius.
Sampai di rumah sakit, Ibu dibawa ke IGD untuk cek darah dan pemeriksaan lainnya. Kami sabar menunggu hasil pemeriksaan, yang kemudian baru keluar menjelang subuh. Syukurlah, kami boleh langsung pulang, karena Ibu baik-baik saja. Pengalaman begadang di rumah sakit itu benar-benar berkesan. Sepanjang malam hingga dini hari kami nggak bisa tidur, hanya mengamati orang hilir mudik.
Mengurus orang tua itu bukan cuma capeknya saja, kok, ada juga senangnya. Kalau sedang sehat, Ibu suka cerita macam-macam, mulai dari masa muda hingga pengalamannya merantau dulu. Saya suka mendengar kisahnya, karena cerita-cerita seperti ini belum tentu ada di buku-buku.
Kalau sudah ngobrol, Ibu biasanya susah berhenti. Saya biarkan saja. Jika Ibu banyak bercerita, artinya kondisi fisiknya lagi fit dan hatinya sedang gembira. Saya pun ikut senang.
Selain suka duka, bolak-balik mengantar berobat adalah pengalaman paling seru. Mulai dari berobat jalan seharian penuh, rawat inap cukup lama, begadang di IGD seperti kisah di atas, hingga malam mingguan di rumah sakit, semua sudah kami jalani.
Intinya, merawat orang tua itu perlu kesabaran. Hindarilah mengeluh. Dulu Ibu yang mengurus saya, sekarang kita berganti peran. Walaupun repot, tapi dijalani saja.
Bukan hanya masalah kesehatan, makanan mereka pun mendapat perhatian khusus. Makanannya istimewa karena sudah berbeda dari anggota keluarga lain, yaitu disesuai dengan kondisi kesehatan. Jadi, harus dipilah-pilih.
Beruntunglah apabila masih ada anggota keluarga beserta perawat yang mengurusnya. Kalau tidak, sibuk juga mencari orang yang bersedia mengawasinya. Apalagi jika lansia harus ditinggalkan sebentar karena keluarga punya kewajiban lain.
Di era teknologi seperti sekarang, ada alternatif yang bisa digunakan untuk mengawasi lansia yang terpaksa di tinggal sendiri di rumah. Terpaksa di sini artinya bukan diabaikan, tapi bisa jadi karena anggota keluarga harus bekerja, hingga untuk sementara meninggalkan orang tua di rumah. Walaupun ditinggal, warga senior ini bisa tetap dalam pengawasan.
Melalui internet of things (IoT), orang tua bisa tinggal di rumah dengan pengawasan perangkat cerdas buatan (kecerdasan artifisial). Fungsi perangkat ini adalah mendeteksi jika ada kejadian yang tak diinginkan pada lansia, untuk kemudian memberi tahu pada keluarga yang berada di lokasi berjauhan.
Tidak hanya memantau aktivitas sehari-hari, IoT juga bisa membuat catatan kesehatan, hingga keluarga tahu keadaan fisik lansia, apakah perlu ada tindakan medis. Dengan demikian, kesejahteraan mereka di hari tua tetap terjaga.
Penjelasan lebih lengkap akan diuraikan berikut.
Internet of Things (IoT) sebagai Asisten Pribadi
Iot adalah inovasi teknologi yang berupa jaringan antar mesin atau M2M (Machine to Machine) yang dilakukan secara wireless, tanpa campur tangan manusia dan komputer, ataupun gadget lain. Sebagai pengguna teknologi ini, manusia hanya mengawasi perangkat menjalankan fungsinya.
IoT pertama kali diuji coba oleh Kevin Ashton, dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), tahun 1999, yaitu diperkenalkan saat presentasi yang diselenggarakan di depan Procter and Gamble (P&G).
Dalam presentasi itu, Ashton menjelaskan kalau IoT memiliki kecerdasan layaknya manusia yang mampu menghimpun kemudian menganalisis informasi. IoT bisa melihat, melacak, menghitung, mencium, hingga mendengar, kemudian melaporkan hasilnya kepada manusia.
IoT mampu menjaga dan mengawasi tempat tertentu, misalnya rumah. Jika IoT dipasang di rumah, maka perangkat ini akan mendeteksi jika ada tamu tak diundang. Melalui gadget, IoT akan melaporkan pada pemilik saat terjadi hal di luar kebiasaan, agar segera mengambil tindakan.
IoT juga mampu jadi asisten pribadi. Pemilik rumah bisa mematikan AC, menyalakan lampu, menutup pintu, memeriksa gas, hingga mengecek isi kulkas, ketika dia berada jauh dari rumah. Jadi, rumah tetap aman terkendali walaupun penghuninya bepergian.
Sebagai bagian dari perkembangan industri 4.0, IoT bertujuan agar mempermudah pekerjaan manusia. Nggak perlu lagi mencari orang yang mengawasi, karena ada teknologi yang bisa menangani semua urusan rumah.
Untuk mengaktifkan IoT device yang diperlukan adalah :
Jaringan internet stabil
IoT menghubungkan semua sensor dengan berbagai perangkat dalam jumlah besar, jadi perlu koneksi internet cepat, stabil, dan minim jeda.
Sensor
Sensor atau things dalam IoT adalah ujung tombak dari sistem. Fungsinya untuk mendeteksi apabila ada kejadian tidak biasa pada objek, seperti perubahan suhu, gerakan, atau tekanan, hingga tayangan video. Perubahan ini tidak bisa terdeteksi oleh manusia dan mesin.
Sensor ini yang dikirim ke pemilik sebagai tanda bahaya, karena ada kejadian tertentu.
Konektivitas
Bagian dari IoT yang menghubungkan perangkat ke jaringan yang sudah ditentukan. Konektivitas ini bisa berupa jaringan internet, seperti wifi, bluetooth, atau koneksi selular, dengan kecepatan stabil, karena akan mempengaruhi proses kerja IoT.
Gadget
Fungsi gadget pada IoT adalah saat kecerdasan artifisial mengirim hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data ini ditransfer sensor yang kemudian diterima oleh orang yang telah ditentukan (misalnya, pemilik rumah), sebagai peringatan tanda bahaya.
IoT dan Manfaatnya untuk Pengawasan Lansia
Umumnya, mengurus lansia dilakukan secara bersama oleh keluarga. Untuk membantu mengawasi, seperti pengalaman saya di atas, diambil jasa perawat jompo. Namun, kadang jasa perawat ini tidak selalu bisa diandalkan, misalnya pas hari besar keagamaan, karena dia ikut mudik.
Masalahnya, keluarga pun kadang sibuk dan lansia terpaksa ditinggal di rumah. Di sini bisa dimanfaatkan IoT untuk mengawasi warga senior, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan saat sendirian.
Beginilah cara IoT menjaga lansia melalui sensor dari AI.
Sensor tubuh
IoT terus memantau segala aktivitas lansia selama berada di rumah, melalui sensor. Beda dengan manusia yang bisa lengah mengawasi, sensor IoT selalu mengikuti kemanapun lansia bergerak. Alat sensor tersebut dipasang pada lengan (seperti gelang), atau baju mereka. Pemasangan alat ini dijamin tidak akan mengganggu kenyamanan beraktivitas.
Dengan adanya alat sensor, keluarga yang berada di luar rumah bisa memantau keadaan orang tuanya. Jika lansia terjatuh atau ada kejadian tak diharapkan, maka sensor akan memberitahu keluarga melalui perangkat gadget.
Keluarga yang melihat ada gangguan, bisa langsung meminta bantuan pada orang terdekat dengan rumah, seperti tetangga atau sekuriti kompleks. Menunggu keluarga tiba di tempat, lansia bisa mendapat pertolongan duluan.
Mendeteksi kesehatan Lansia
Semakin bertambah usia, biasanya semakin bertambah pula gangguan kesehatan yang muncul. Penyakit jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, serta alzheimer, adalah penyakit yang umum di usia lanjut. Warga lansia yang sudah memiliki penyakit tertentu, membutuhkan perhatian lebih agar fisiknya tetap prima.
Dulu, Ibu saya punya hipertensi dan dokter menganjurkan keluarga agar rajin memantau tekanan darahnya. Sebagai orang yang awam pada peralatan medis, saya agak kesulitan menggunakan alat pengukur tekanan darah tinggi. Jadi, harus belajar kilat menggunakan alat ini, yang ternyata nggak susah-susah amat.
Sekitar sembilan tahun yang lalu, belum banyak orang yang memakai pengukur tekanan darah digital seperti sekarang. Saat itu, lebih sering digunakan stetoskop dan pengukur tensi manual. Walaupun awalnya ribet, karena faktor kebiasaan akhirnya mahir juga.
Nah, dengan menggunakan IoT maka memantau kesehatan lansia bukan masalah lagi. Sensor yang dipasang pada tubuh lansia juga dapat mendeteksi kesehatan mereka, terutama yang punya riwayat penyakit.
Melalui sensor IoT, kita dapat mengetahui tekanan darah, tingkat oksigen dalam tubuh, gula darah, hingga suhu tubuh. Selain itu, dapat juga diketahui jika orang tua mengalami dehidrasi, malnutrisi, dan perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku ini dideteksi oleh IoT, bertujuan untuk mengetahui gejala serius penyakit tertentu, misalnya Alzheimer. Ciri-ciri alzheimer adalah kesulitan tidur abnormal, perilaku berulang-ulang, dan tingkat keaktifan yang berlebihan. Kalau gejala ini terdeteksi, sensor IoT akan segera memberi informasi.
Bagus, kan, kalau dari awal keluarga sudah tahu keadaan orang tua mereka, jadi bisa memikirkan tindakan pengobatan selanjutnya.
Setiap data medis yang terekam oleh IoT, disimpan di pusat data. Kelak jika ada masalah kesehatan serius pada lansia, data itu dapat dibuka kembali. Tujuannya untuk memprediksi kesehatan lansia, serta mengambil kebijaksanaan medis yang diperlukan.
Dengan adanya rekam jejak medis dari IoT, bisa juga diprediksi kesehatan warga lansia di masa mendatang. Melalui perbandingan catatan kesehatan kemarin dan sekarang, maka diketahui apakah kesehatan orang tua semakin membaik atau memburuk. Jadi, keluarga bisa konsultasi dengan dokter tentang perawatan lansia selanjutnya.
IoT bukan hanya untuk yang sakit. Bagi lansia yang tidak punya penyakit khusus, teknologi ini juga bermanfaat. Dengan IoT, keadaan kesehatan mereka tetap diawasi, agar terus mampu memelihara kehidupan aktif, tetap bugar, dan memperpanjang masa hidup mandiri.
Lansia aman dan nyaman di rumah dengan pengawasan IoT
Widya Matador dan Teknologi Masa Depan IoT
IoT tidak hanya dimanfaatkan untuk rumah beserta penghuninya, tapi juga dalam ruang lingkup yang lebih luas, yaitu industri dan bisnis, seperti ritel, keuangan, dan manufaktur.
Jika ingin mengetahui fungsi IoT serta manfaat untuk bisnis, industri, serta sehari-hari, silahkan menghubungi Widya Matador. Di sini ada lengkap informasi tentang IoT dan produk-produknya.
Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan produk dan layanan berbasis Teknologi Internet of Things (IoT), Widya Matador adalah partner yang tepat agar bisnis bisa terus beradaptasi dengan perubahan.
Widya Matador memberikan bantuan konsultasi agar bisnis klien lebih baik dalam asset management, monitoring, efisiensi, keselamatan kerja, serta pengambilan keputusan. Semuanya berfokus agar profit bisnis terus meningkat.
Untuk informasi lebih lengkap silakan hubungi di :
Jl. Anggajaya 2 No. 105 Condongcatur, Depok, Sleman, DI Yogyakarta 55281
+62 813 2628 6563
marketing@widyamatador.com
IG : widyamatador
linktr.ee/WidyaMatador
Komentar
Posting Komentar