Langsung ke konten utama

Bangga Jadi Blogger dengan Versi Diri Sendiri

Bangga Jadi Blogger


Perlu proses untuk bisa bangga jadi blogger, apalagi jika masih dalam tahap pemula. Proses pembelajaran tersebut terus berjalan seiring dengan upaya untuk mampu menulis blog yang berkualitas dan bermanfaat.


Dulu, sewaktu baru memulai blog pada saat pandemi bergolak, kebetulan saya mendengar pembicaraan antara seorang bapak setengah baya dengan anak muda, pada salah satu tempat nongkrong. Mereka terlibat obrolan serius tentang teknologi, termasuk perkembangan internet. Karena posisi kami berdekatan, obrolan mereka sempat singgah di telinga saya.


Bapak itu bertanya, "Blog itu gimana, ya?"


"Itu, lho, Pak, kayak website internet. Kalau kita mau baca berita, kan ada halaman-halamannya di komputer,"  jawab si anak muda.


Setelah manggut-manggut sebentar, si bapak melanjutkan pertanyaan. "Kalau jenjang karir blog itu gimana pula? Perlu orang dalam nggak, kalau mau kerja di sana?"


Saya nggak bisa terus mendengar pembicaraan itu, karena ada tugas lain yang mau dikerjakan. Entah apa jawaban pemuda tersebut, saya juga tak sempat mendengarnya.


Namun, pertanyaan tadi membuat pikiran jadi penasaran. Memang ada jenjang karir blogger? Kok nggak tahu? Apa selama ini saya yang malas cari informasi? Saya berpikir, blog itu cuma sekedar menulis saja tanpa ada jenjang karir seperti orang kantoran. 


Soal orang dalam di blog, nanti saya ceritakan juga. Kita bahas dulu tentang jenjang karir blogger.


Nah, akhirnya setelah bongkar-bongkar internet, saya menemukan beberapa tulisan artikel yang menyangkut jenjang karir blogger. Namun pengertian karir di sini berbeda dengan pegawai kantoran, yang identik dengan posisi tertentu, seperti supervisor blogger, manager blogger, atau dirut blogger.  Bukan, bukan begitu.


Jenjang karir blogger yang dimaksud di sini adalah, bagaimana cara agar blogger mampu mengoptimasi blognya hingga mendapat penghasilan dari menulis. Jadi ngeblog bukan hanya masalah tulis-menulis, tapi juga mengelolanya menjadi sumber pundi-pundi. 


Blogger bisa dikatakan sudah punya karir bagus kalau telah mampu memperoleh penghasilan dari blog.


Apa saja penghasilan dari blog? Tulisan yang di-publish sudah mendatangkan iklan (adsense), endorsement produk-produk tertentu, affiliates dari beberapa marketplace ternama, brand ambassador dengan me-review suatu produk, spokeperson atau undangan sebagai pembicara, hingga sidejob sebagai penulis caption di platform.


Mudah? Kelihatannya saja mudah.  Kalau saya lihat blogger-blogger yang sudah berhasil sampai pada jenjang karir tertentu, karya mereka tidak bisa dibilang biasa-biasa saja. Selain memuat kutipan dengan fakta terpercaya, tulisan mereka disisipi gambar, infografis, tabel, atau elemen lain yang membuat tampilan blog mereka jadi unik.



Melihat karya mereka saya jadi tahu tantangan ngeblog nggak mudah. Bukan hanya dibutuhkan keahlian menulis, blogger sebaiknya rajin meng-up grade diri dengan berbagai keahlian, mulai dari desain grafis hingga menyediakan foto yang layak ditampilkan.


Untuk illustrasi foto, karena belum ahli memotret, biasanya foto-foto tersebut saya ambil dari website bebas royalti. Foto yang dimuat di website tersebut bagus-bagus dan cocok kalau dimuat di blog.


Bagaimana kalau gambar dari website gratisan kurang berkesan karena mungkin sudah sering digunakan orang? Ada cara lain yang bisa dicoba, yaitu membuat desain sendiri. Sekarang teknologi sudah canggih dengan semakin banyak bertebaran aplikasi desain grafis. Penggunaan aplikasi ini bisa secara gratisan atau berbayar.


Jadi blogger dengan karya bagus, ternyata nggak mudah. Dilihat dari luar tampaknya anteng saja, tinggal menulis di blog.  Cuma, kalau mau hasil maksimal nggak cukup sampai di sana. Seorang blogger sebaiknya selalu menjaga semangat untuk belajar, apalagi dengan bermunculan banyak blogger baru. Situasi ini mendorong agar kita terus berusaha membuat karya yang lebih menarik.


Lantas, gimana cerita tentang orang dalam? Apa perlu ada orang dalam untuk jadi blogger?


Awal jadi blogger, saya sama sekali tidak mengenal seorang blogger pun. Saya berjuang sendirian dan usaha ini berlangsung cukup lama, lebih dari setahun. Dunia blog sangat asing, tidak seorang pun di antara lingkungan pergaulan saya yang mengerjakan blog.


Sebenarnya, sudah lama saya mau membuat blog, tapi terkendala terus karena tidak ada yang bisa membantu memulai blog. Daripada tersesat di jalan, lebih baik ditunda dulu ngeblognya.


Ada pepatah lawas yang mengatakan, di mana ada kemauan maka di situ ada jalan. Makna pepatah ini benar-benar terjadi pada saya. Suatu hari, saya bertemu dengan teman baru yang hobi utak-atik internet, keahliannya bolehlah mendapat acungan jempol. Teman saya ini juga tahu cara mengelola blog dan sejak saat itu semuanya bermula.


Dia mulai menjelaskan pada saya cara membuat blog, istilah-istilah blog, dan bagaimana memulai tulisan di blog. Awalnya, saya bingung sekali, terutama dengan tampilan blog yang kurang familiar. Banyak sekali yang harus dipelajari selain tehnik menulis.


Hari itu jadi pengalaman baru bagi saya. Biasanya saya membaca website orang lain, sekarang mau membuat webite sendiri.


Setelah melewati berbagai percobaan, barulah saya mulai lancar menggunakan blog. Hingga suatu hari, saya memberanikan diri mengikuti lomba blog sebagai ajang latihan, maksudnya jangan terlalu berharap untuk menang. Tulisan saya waktu itu cukup dijadikan kenangan menggelikan kalau diingat lagi sekarang. 


Setelah rajin mengikuti lomba dan lebih mahir menggunakan blog, saya mengajak si teman tadi untuk berkolaborasi membuat artikel, tapi langsung ditolak. 


"Nggak hobi nulis artikel,"  katanya.


Ya, sudahlah, akhirnya saya jalani saja sendirian, sementara si teman tadi lebih tertarik dengan video-video di internet. Setiap orang memang berbeda-beda hobinya, tapi tetap bisa saling tolong-menolong. Walaupun kita beda karakter, tapi saya sangat berterima kasih pada teman baru ini. Kalau nggak ada dia, mungkin blog saya tak akan pernah terwujud.


Teman saya tadi tetap jadi tempat konsultasi jika ada problem tentang blog. Dia punya pengetahuan mumpuni tentang teknologi internet, yang berbanding terbalik dengan saya. Karena perbedaan itu, tak jarang dia tersenyum-senyum mendengar keluguan saya bertanya tentang blog.


Selama beberapa bulan saya sering tanya jawab dengannya, hingga akhirnya jadi mandiri mengelola blog. Sekarang mulai rutin menulis blog, sekalipun masih perlu banyak belajar. Peningkatan pun mulai kelihatan. Dulu berjalan sendirian, hari ini telah ikutan komunitas blogger dan mulai kenal dengan beberapa blogger. Semua ada waktu dan jalannya masing-masing.



Jadi, jika ada yang bertanya, perlu nggak orang dalam kalau mau menjadi blogger?


Jawaban dari saya mudah saja, jalanin saja dulu dan buatlah karya blog semaksimal mungkin. Nanti bakalan bertemu sendiri dengan orang dalam.


Bangga Jadi Blogger dengan  Mengikuti Berbagai Lomba Blog

Salah satu keseruan jadi blogger adalah mengikuti lomba blog.  Setiap bulan selalu ada saja lomba yang diselenggarakan dari berbagai perusahaan.  Temanya beragam, hadiahnya pun cukup menggiurkan.


Setelah mengikuti berbagai lomba, (dan lebih banyak kalahnya, hihihi) saya belajar banyak dari kegiatan ini. Lomba blog mengajak blogger untuk terus mengasah kemampuan menulis. Semakin sering ikut lomba, biasanya kemampuan berkarya semakin meningkat. Apapun hasilnya, menang atau kalah, jangan pernah lelah dan jenuh untuk tetap berusaha.


Salah satu cara meningkatkan kemampuan menulis untuk lomba blog adalah dengan membacalah karya-karya pemenangnya. Dari meriset tulisan mereka, kita jadi tahu di mana kekurangan karya kita.  Jadi, kita bisa mengkoreksi kekurangan sendiri untuk hasil yang lebih baik di masa depan.


Dari tulisan para pemenang, kita juga bisa menilai kriteria yang diinginkan oleh penyelenggara. Tiap lomba berbeda temanya, tergantung apa yang diminta panitia. Ada yang menginginkan story telling, ada yang menghendaki tulisan branding, ada pula yang mau berpromosi. Karena itu, blogger sebaiknya jeli membaca syarat dan ketentuan lomba, sebab faktor ini bisa jadi tolak ukur penilaian juri.  


Lumayan seru ikutan lomba blog karena kita seperti latihan mental, jika kalah jangan putus asa sebaliknya kalau menang hindari bersikap arogan. Menyelesaikan satu karya blog saja sebenarnya sudah jadi prestasi secara pribadi, karena berhasil melawan rasa takut dan malas.


Ikut lomba blog itu nggak mudah, terkadang awalnya semangat, tapi ternyata tantangan nggak ringan dan hampir membuat menyerah. Pernah hampir membatalkan ikut lomba karena tulisan saya kayaknya biasa saja.  Apa mungkin karya beginian bisa menarik perhatian dewan juri?


Namun, saya nggak pernah tahu sebelum mencoba, diikutsertakan saja dulu siapa tahu cocok dengan selera juri. Dengan pertimbangan demikian, akhirnya tulisan tetap dikirim tanpa ekspektasi apapun, yang penting ikut meramaikan. Hasilnya menang atau kalah urusan nanti, anggaplah sebagai kegiatan mencari pengalaman


Mengikuti lomba blog dibutuhkan kesabaran dalam berproses, sebab lika-likunya cukup ribet.  Saya pernah membaca kisah beberapa blogger dalam persiapan membuat karya untuk lomba, dan ingin membaginya di sini. Ditambah dengan pengalaman saya pribadi, berikut adalah upaya sebelum mengikuti lomba blog. 


Lika-Liku mengikuti Lomba Blog











Ada yang tertarik ikut lomba blog?


Bangga Jadi Blogger, Mandiri Mengatur Waktu

Blogger punya jadwal kerja yang berbeda.  Kalau orang kantoran bekerja dari pukul 8 pagi - 5 sore setiap harinya, blogger punya jam kerja bebas.  Mereka bisa kerja tanpa batasan waktu, asalkan jangan lupa beristirahat.


Orang yang nggak mengerti pekerjaan blogger, sering salah paham tentang profesi ini. Mereka melihat blogger seperti orang mager yang kerjanya hanya memandangi gadget. Apa nggak capek dan bosan memandangi layar terus gadget, mungkin begitu pikiran mereka


Boleh jadi belum banyak orang yang mengenal blog, apalagi jika dibandingkan dengan aplikasi video dan visual lainnya yang berpeluang meraup penghasilan.  Asal sabar saja berproses, blog juga  menjanjikan sebagai sumber pundi-pundi.  


Ngeblog berbeda dari kerja rutin kantoran seperti yang banyak dilakoni orang. Digital nomad, begitu istilah untuk pekerjaan ngeblog. Artinya, tanpa terikat waktu dan ruang, blogger bisa memanfaatkan teknologi untuk bekerja lepas.


Menjadi blogger melatih kita untuk mandiri untuk terus berkarya dan mengupgrade diri, berinisiatif untuk meningkatkan kualitas.  Alasannya, sebagai blogger kita tidak punya atasan seperti di kantor, jadi bertanggung-jawab sendiri untuk setiap detail pekerjaan.  


Adapun beberapa kriteria kesuksesan blog, yaitu dari jumlah kerjasama yang diterimanya dari berbagai perusahaan, hingga keberhasilannya memenangkan berbagai lomba.  


Walaupun tak terikat ruang dan waktu, tapi cukup lelah juga mengerjakan artikel blog. Banyak membaca, meriset, serta memilih diksi yang sesuai, adalah kunci agar blog kita lebih berkualitas. Namun, kesulitan itu akan terbayar jika kita akhirnya bisa menghasilkan blog yang menarik.


Untuk para blogger, sebaiknya sering-seringlah bercerita tentang kegiatannya pada warga sekitar. Kita terbuka saja menjelaskan bagaimana proses ngeblog. Dengan berbagi cerita, kita ikut memberi informasi tentang peluang pekerjaan di era digital.


Siapa tahu ada yang tertarik ngeblog dan bisa diajak kolaborasi? Jangan anggap blogger baru sebagai saingan, tapi anggaplah sebagai teman yang bisa diajak belajar dan berkarya bersama.



Bersama Komunitas Bloggercrony Indonesia #BanggaJadiBlogger



Kegiatan Bloggercrony pada tahun 2018



Semakin bertambahnya jumlah blogger Indonesia yang tersebar di seluruh nusantara, maka diperlukan wadah dan jejaring untuk menampung ide serta kreativitas mereka. Untuk mewujudkannya, pada tanggal 24 Februari 2015, didirikan Bloggercrony sebagai sarana merespon dinamika dan perkembangan blogging.  


Komunitas Bloggercrony Indonesia menerima blogger yang aktif memiliki blog, tanpa memandang asal-usul, usia, agama, suku bangsa, untuk bergabung di Bloggercrony.  Para anggota hanya perlu membuat tulisan yang bermanfaat dan tidak bertentangan dengan SARA, bebas plagiasi, serta tidak melanggar hukum.


Adapun visi dari Bloggercrony adalah agar para blogger mampu mengembangkan kualitas kepenulisan, untuk diri dan bermanfaat bagi orang lain. Melalui program kreatif online dan offline, mereka dapat berjejaring untuk memperluas komunitas serta berkolaborasi.


Sedangkan misi dari Bloggercrony adalah supaya anggotanya mampu membuat konten yang berkualitas, edukatif, dan memberdayakan bagi pembaca.


Bloggercrony juga bergerak sebagai fasilitator agar blogger dapat menggali potensi sekaligus mampu bergerak dalam aksi sosial kemanusiaan dan kepedulian lingkungan. 


Komunitas Bloggercrony memfasilitasi blogger Indonesia mengembangkan kualitas dirinya, membangun jejaring positif, meningkatkan produktivitas dengan menciptakan tulisan/konten yang informatif, bermanfaat dan inspiratif, serta berdaya mandiri dan profesional


Saya sendiri baru mendaftar sebagai anggota dari Komunitas Bloggercrony Indonesia. Walaupun baru tercatat, tapi nama Bloggercrony sudah tidak asing lagi bagi saya.  Beberapa teman blogger pernah membagikan liputan tentang kegiatan yang diselenggarakan oleh Bloggercrony, dan kegiatan tersebut sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dalam ngeblog.


Melalui komunitas ini, saya berharap bisa ikut menambah wawasan agar  mampu menulis karya yang mumpuni, hingga tulisan saya bisa berdampak bagi para pembaca.  


Untuk mengetahui kegiatan rutin Komunitas Bloggercrony dipersilakan melihat akun medsos berikut. Siapa tahu tertarik dan ingin mengembangkan kualitas dan potensi, sekaligus memperluas jejaring sosial dalam berkarya.




Referensi gambar :

Pixabay dan Canva


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusah...

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mat...

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua ...