Langsung ke konten utama

Ini Manfaat Menonton Film Kartun untuk Orang Dewasa



"Ih, udah tua masih suka nonton kartun."


Ceritanya bermula saat booming film animasi Kung Fu Panda dulu. Saya yang tidak mau ketinggalan, ikut menyimak alur ceritanya di layar kaca. Pas sedang menonton, datanglah seorang kenalan untuk sesuatu keperluan.  Begitu melihat layar kaca, langsunglah dia melontarkan komentar di atas.


Waktu itu saya ketawa saja mendengarnya. Kalau belum melihat Po, si panda gemuk dan pemalas yang bertransformasi menjadi Pendekar Naga, mungkin orang akan berkomentar demikian. Padahal, filmnya bagus, kok, menghibur sekaligus menginspirasi. Kerap dipandang sebelah mata, Po justru menjadi penyelamat desanya.


Si teman ini belum melihat saya menonton Shrek, Ice Age, ataupun Toy Story. Mungkin dia bakalan lebih kaget lagi.  Apa sih, menariknya film beginian? Apa nggak ada film lain? Atau, masa kecilnya kurang bahagia, ya?


Bukan begitu. Menonton animasi sekarang justru meneruskan hobi yang tertanam sejak dulu, yaitu menyimak kartun. Anak-anak sekarang kenal dengan Doraemon, Shincan, Spongebob atau Chalkzone, di telivisi swasta.


Kalau angkatan saya dulu beda lagi. Saat itu, siaran televisi masih sangat terbatas, yaitu milik pemerintah. Beruntung siaran negeri tetangga terjangkau sampai ke rumah, walaupun hanya memakai antena biasa.  Berbagai program kartun pun bisa mampir ke rumah.  Bahasa mereka nggak berbeda jauh dari bahasa kita. Dengan televisi masih hitam putih, angkatan jadul mengenal Donald Bebek, Wood Woodpecker, hingga Popeye the Sailorman.  


Akan tetapi, kartun yang demikian sudah nggak sesuai lagi dengan umur.  Sesuai dengan usia, saya sekarang lebih tertarik dengan film-film animasi seperti Kung Fu Panda tadi. Alur ceritanya lebih pas untuk orang dewasa daripada kartun Donal Bebek yang cenderung slapstick.


Memangnya, film kartun dengan animasi berbeda?


Sebenarnya, nggak beda-beda amat. Kartun merupakan gambar tidak bergerak yang sering kita lihat di buku-buku atau surat kabar.  Kalau untuk anak-anak mungkin lebih familiar dengan istilah komik, yaitu kartun dengan gambar yang disusun berurutan.  


Sedangkan bagi orang dewasa, kartun ditujukan sebagai kritikan atau sindiran halus.  Biasanya, tema kartun menyasar pada peristiwa yang sedang menjadi perbincangan di masyarakat. Nah, yang masih sering membaca koran, mungkin tahu jenis kartun yang dimaksud. Orang yang membuat ilustrasi kartun disebut kartunis.


Sedangkan animasi, yang dikerjakan oleh animator, merupakan gambar-gambar kartun yang bergerak.  Jadi, ilustrasi kartun yang terlukis di kertas, dengan teknik tertentu dipadupadankan menjadi film animasi yang memiliki alur cerita.  


Bersama Menonton Animasi


Akan tetapi, ada orang dewasa yang nggak suka menonton animasi.  Ketika ditanya, alasannya simpel. Menurut mereka, adegan film animasi berjalan lambat.  Alurnya monoton dan membuat penonton mengantuk.  Selera memang boleh berbeda. Untuk saya, warna-warni ilustrasi film animasi justru membuat pandangan mata terang benderang. Meriah.  Alur ceritanya pun banyak yang seru.


Selain karena ilustrasi yang bewarna-warni, karakter tokoh yang unik serta dialog penuh humor, menjadi daya tarik dari animasi. Genre ini berbeda dengan film orang dewasa yang banyak menyoroti kesuraman dan kegalauan hidup. Alur animasi yang ceria menjadi variasi dari berbagai tontonan yang tersaji di media.


Film animasi memang bisa menjadi hiburan pada waktu senggang. Namun bukan hanya berhenti sebagai hiburan, genre ini juga bermanfaat sebagai penyokong semangat bagi orang dewasa. Apa saja manfaat film animasi?


Ini dia uraiannya.


Manfaat Film Animasi untuk Orang Dewasa

Sejarah film animasi dimulai dari Fantasmagorie yaitu film kartun bergerak yang pertama diproduksi di dunia. Dirilis di Paris pada 17 Agustus 1908 (tanggal yang sama dengan HUT negara kita), coretan ilustrasi karya Emile Cohl telah diluncurkan oleh Gaumont Company.


Berdurasi singkat, kurang dari dua menit, animasi ini masih berupa tayangan hitam putih. Tampilannya persis seperti film negatif yang digunakan dalam kamera jadul. Memiliki alur sederhana yang berkisah tentang benda-benda yang berubah wujud dalam sekejap mata.


Sejak Fantasmagorie, film kartun terus bermunculan ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Tahun 1983, TVRI menyiarkan animasi pertama di tanah air berjudul Si Huma.  Kisahnya berkisar tentang topik-topik yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat, seperti pencegahan demam berdarah.


Sebagai media hiburan, animasi tidak hanya menarik perhatian orang anak-anak, tapi juga orang dewasa.  Memang agak lucu membayangkan orang dewasa menonton film yang bewarna-warni dengan tokoh-tokoh imaginatif.  Apalagi dalam film terdapat adegan yang kurang logika, seperti tokoh yang jatuh dari ketinggian tapi tetap selamat tanpa terluka.  Ya ... namanya juga hiburan. 


Meskipun penuh dengan kejutan, animasi tetap membawa manfaat untuk orang dewasa, seperti :


# Meredakan Stres
Film animasi umumnya menawarkan alur cerita yang diselingi dengan humor-humor menggelitik.  Kalau pernah menonton Shrek, tokoh-tokohnya tampil dengan dialog yang mengundang tawa.  Tingkah laku mereka juga menggelikan walau terkadang menyebalkan, seperti Donkey si keledai cerewet dan hiperaktif.


Julia Samton, psikiater asal New York, mengatakan tertawa bisa menjadi terapi untuk meredakan stres dan meningkatkan imun. Tertawa termasuk terapi untuk kesehatan mental, termasuk mengurangi kecemasan, lebih mudah mengatasi rasa frustrasi, konflik, hingga perasaan kesepian.


Animasi, Mengundang Tawa dan Meredakan Stres 

Film-film untuk orang dewasa  yang memuat kisah kesuraman hidup, justru membuat perasaan  semakin menciut melihat alur kisahnya. Apalagi jika ceritanya agak mirip dengan pengalaman pribadi.  Hati semakin ketar ketir, pikiran pun semakin mumet.


Hal ini berbeda dengan animasi yang menyajikan adegan kocak yang mengundang tawa. Pikiran orang dewasa menjadi lebih tenang. Namun supaya jangan tertawa sendiri, yang malah menimbulkan ketakutan orang lain, tergelak menonton film animasi bisa menjadi fasilitas mengurangi stres dan mengendorkan pikiran .  


Hal ini bukan berarti menonton animasi membuat stres langsung hilang.  Bukan begitu maksudnya. Masalah tetap ada dan harus dicari solusinya.  Hanya saja, adegan film ini mampu membuat penontonnya lebih rileks, stres berkurang, dan imun meningkat.  Dalam pikiran yang tenang dan sehat biasanya lebih mudah menemukan solusi dari permasalahan.


# Pesan dan Pelajaran Penting
Film animasi bukan hanya menampilkan gambar-gambar lucu yang bercorak menggemaskan. Kisahnya menitipkan inspirasi untuk disimak penonton. Ada beragam pesan yang bisa dijadikan motivasi dari film-film tersebut.  


Happy Feet merupakan salah satu film animasi yang menginspirasi. Berkisah tentang Mumble, seekor pinguin yang tak bisa bernyanyi merdu seperti teman-temannya, film ini memberikan pesan kalau setiap mahluk memiliki bakat berbeda. Perbedaan bukan berarti aneh, justru bisa membantu menemukan solusi dari ancaman bahaya.


Tersingkir dari habitatnya karena tidak mampu bernyanyi dengan baik, Mumble ternyata memiliki bakat tap dance. Dia sempat dikucilkan karena dianggap mengganggu habitat pinguin. Namun, kelak kemampuannya ini yang menarik perhatian dunia, serta menyelamatkan teman-temannya dari ancaman bahaya kelaparan.


Menurut Dr. Laurel Steinberg, psikoterapis dari New York, animasi bisa menjadi media pendorong sikap optimis.  Tantangan dan pengalaman karakternya boleh menjadi contoh semangat pantang menyerah.  Tingkah polah tokoh animasi yang kocak, mampu memperbaiki suasana hati yang sedang cemas atau sedih.


Selain memperbaiki suasana hati. Ada banyak nilai yang disampaikan oleh film animasi. Di balik konflik dan lakon pelakunya, ada kisah tentang persahabatan, kekeluargaan, kerjasama tim, kebaikan yang menang melawan kejahatan, dan banyak lagi.


Nilai-nilai ini dulu sering didengar dari orang tua atau guru. Seiring berjalannya waktu dan gempuran berbagai masalah, nasehat tersebut mulai mengikis dari benak orang dewasa.  Nah, pesan-pesan yang disiarkan oleh film animasi bisa menjadi pengingat untuk tetap semangat berlayar di atas ombak permasalahan.


#Waktu Berkualitas bersama Anak-anak
Untuk yang memiliki anak atau keponakan berusia Sekolah Dasar, menonton kartun bisa menjadi waktu berkualitas bersama mereka. Di tengah kesibukan jadwal sekolah atau bekerja, inilah saatnya menghabiskan masa senggang bareng keluarga.


Untuk orang dewasa, luangkanlah waktu menemani anak menonton kartun. Sebaiknya dampingi mereka untuk mendidik mana tingkah laku yang tak perlu ditiru. Walaupun kocak, tidak semua tokoh kartun berhati malaikat. Ada juga tokoh yang luar biasa bandel, hingga memancing pro kontra terutama dari pihak emak-emak. Salah satu contohnya adalah Crayon Sinchan.


Ada salah satu adegan Sinchan yang membuat penonton agak risih. Dia mengambil pakaian Ibunya, yang sebenarnya tak layak diperlihatkan di depan umum, kemudian meletakkan tepat di atas kepala. Waduh! Orang dewasa mungkin langsung geregetan membayangkan anak-anak meniru adegan tersebut. Jangan sampailah. 


#Inspirasi untuk Ikut Berkarya di Bidang Animasi
Film animasi dengan gambar bewarna-warni dan tokoh berkarakter unik, bisa menginspirasikan penonton untuk ikut berkecimpung di bidang yang sama.  Boleh jadi sering menonton genre ini akan memunculkan ide untuk membuat animasi lagi, minimal menghasilkan tulisan bertema anak-anak. Ide baru, ya, bukan plagiasi.


Membuat film animasi memang perlu belajar lagi, minimal dari youtube atau aplikasi. Sementara, menulis cerita anak bisa dengan ketak-ketik di laptop dan mengirimkannya ke media cetak atau online.  Yang mana pun pilihannya, bidang ini bisa ditekuni sebagai sumber penghasilan baru.


Animasi sebagai Sumber Ide

Jadi untuk orang dewasa, menonton animasi bukan berarti membuang-buang waktu. Animasi merupakan hiburan waktu senggang yang bisa menjadi penyokong semangat, sekaligus melatih potensi diri dalam bidang seni.


Animasi untuk Semangat yang Tetap Awet Muda

Usia boleh bertambah, tapi jiwa sebaiknya dijaga supaya tetap awet muda.  Jiwa muda berarti mampu melewati dengan tenang berbagai persoalan tanpa banyak drama. Umumnya, kalau usia bertambah beban pikiran juga meningkat. Kalau banyak pikiran, biasanya orang susah tersenyum dan cenderung.


Kenapa tidak mencoba menonton film animasi? Tertawa dan terhibur melihat adegan dalam film, bisa sejenak menghibur hati yang keruh. Sebagai penggemar genre ini, saya senang sekali melihat karakter tokoh-tokohnya yang kocak dengan beragam tingkah polahnya.  


Memang tidak semua cerita animasi memuat lelucon, ada juga yang serius bahkan rada horor. Caroline merupakan salah satu contoh film animasi yang agak gelap. Namun, alurnya tetap menghibur dengan ceritanya yang seru dan seram, walau berakhir dengan bahagia. 


Orang-orang dewasa menonton animasi bukanlah hal yang aneh. Banyak pesan dan makna yang bisa diambil penonton dari kisahnya. Ada pembelajaran yang bisa diterapkan dalam hidup kita. Nggak sia-sia, kok, menikmati cerita animasi.


Yuk, tonton film animasi di waktu luang.  Supaya lebih meriah, ajaklah anak-anak untuk menonton bersama.  Keseruan dan tawa melihat lakon kocak, bisa menjadi terapi merenggangkan otot-otot yang lelah setelah seharian bekerja.



Referensi : 

Komentar

  1. Iya sih, setuju .... anak-anak nonton kartun dan orang dewasa nonton, berbeda perspektif dan persepsinya. Buat orang dewasa, ada juga kegunaannya.

    BalasHapus
  2. Masyaallahu banyak juga ya ternyata manfaat nonton film kartun, saya termasuk orang yg gemar nonton kartun mbaa...sekeluarga bahkan, lebih menantang KLO nknton kartun karena kalo adegan bela diri atau atraksi nggak tanggung2 ...haha...

    BalasHapus
  3. Aku masih nonton upin ipin lo mba wkwkwkwk ya gimana ya soalnya tontonan sekarang juga banyak yang ga layak ditonton

    BalasHapus
  4. Wah jadi semangat nih nonton kartun. Segara Umma suka banget nonton kartun bareng anak-anak

    BalasHapus
  5. Mbak aku dan suami suka banget kartun, jadi kadang-kadang alih-alih nonton film yang sedang hits kami malah nonton kartun berdua. seseru itu sih ya, apalagi juga kalau pas keponakan ngumpul di rumah

    BalasHapus
  6. Ini suamiku banget sihh hahah sukaaa banget sama film-film kartun. Dulunya aku ngga sukaa jadi ikutan sukaa, ketularan hahaha

    BalasHapus
  7. Aku juga masih nonton kartun, animasi dan anime.
    Rasanya ikutan seneng aja gitu.. Apalagi kalo anak-anak uda mulai nemu kartun bagus di Disney channel. Ada yang durasinya cuma 10 menitan, tapi selalu ada pesan yang bisa diambil ketika menonton.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kartun ceritanya ringan dan ringkas, tapi maknanya padat ya, Mbak.

      Hapus
  8. Dari dulu aku suka nonton film kartun anak sampai sekarang, sih. Memang pesannya sebenarnya deep di film kartun untuk disampaikan ke anak-anak. Jadinya kita yang lebih sering memberikan pesan tersebut ke anak2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar, pesan kartun tetap kena untuk orang dewasa.

      Hapus
  9. Saya pun sampai saat ini suka nonton film kartun loh Mba. Sekalian ngajak anakku juga ikut nonton. Barengan deh nontonnya. Emang seru ceritanya menghibur dan anak pun happy

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya pun senang nonton kartun sama keponakan.

      Hapus
  10. Aku masih doyan., kartun dan anime. Tapi kartun dan anime pembahasan dan ceritanya kadang ga seaimpel itu lohhh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kartun dan anime bisa menyampaikan tema yang dalam ya, Mbak.

      Hapus
  11. Kalau aku sukanya dulu nonton komedi kungfu seperti Kungfu Hustle, drunken master, lah jadi ketahuan kan aku umur berapa. Film romantis malah aku ga suka. Dan kalau nonton film selalu sama adik laki lakiku. Juga ayah yang sudah berpulang. Ah jadi sedih kan.

    BalasHapus
  12. Kita seumuran berarti ya, Mbak. Saya juga dulu nonton Kungfu Hustle-nya Steven Chow. Btw, turut berduka untuk Ayahnya. Saya juga udah nggak ber-ayah lagi.

    BalasHapus
  13. kartun itu tidak melulu untuk anak kecil, saya aja sekarang lagi nonton anime monsters di netflix, yang enggak mungkin ditonton anak2, mana ceritanya berat, kejam juga,,,,tapi seru juga diikutinnya

    BalasHapus
  14. Sesederhana itu nonton animasi kartun. Kartun jaman dulu semeriah itu ya, berbeda film kartun sekarang kurang diiminati

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusah...

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mat...

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua ...