Ada yang masih suka membaca cerita anak (cernak)? Jangan bingung dulu. Ada, kok, orang dewasa yang masih suka membaca cernak, termasuk yang menulis blog ini. Cernak menarik bisa dinikmati semua usia. Mulai yang masih memakai seragam sekolah sampai yang sering mengenang masa sekolah, layak kok membaca cerita anak.
Nah, jadi kalau ada yang masih hobi dengan dongeng atau cernak, silakan mampir ke blog yang baru saya rintis kincirairliliput.com. Silakan diklik.
Hari gini membuat blog cerita anak? Bukankah anak sekarang lebih suka menonton video daripada membaca?
Kenapa nggak nulis tema yang populer di blog, seperti travelling atau kuliner? Pasti lebih banyak peminatnya.
Hmm, begitu, ya?
Pengalaman bersama Cerita Anak
Menulis cernak sebenarnya bukan tugas baru bagi saya. Sejak beberapa tahun yang lalu, saya sudah menulis cernak dan ada beberapa karya yang dimuat di majalah anak. Pengalaman awal belajar menulis, ya, dari cernak. Lumayan, lho, selain mendapat honor, keceriaan dunia anak ikut mengalir ke penulisnya.
Bagaimana dengan anak-anak yang lebih berminat pada visual daripada tulisan? Kalau menurut saya, selama masih ada buku pelajaran dan buku cerita, baik berupa ebook atau konvensional, cernak masih relevan untuk diterbitkan. Dunia literasi dengan huruf-hurufnya masih memiliki peminat.
Lagipula, gambar dan video tetap membutuhkan tulisan untuk menyampaikan pesan pada pemirsa. Coba saja kalau ada gambar tapi tak ada penjelasan, penonton bingung apa maksud dan tujuannya?
Minimal, harus ada penulisan skenario atau dialog antar pemainnya. Nah, kalau mau membuat caption atau tulisan serta dialog, kan sebaiknya ada kemampuan menulis yang mumpuni. Keahlian menulis tersebut bisa diperoleh dari banyak membaca.
Berarti, tulisan dan buku-buku masih tetap diperlukan. Benar, nggak?
Dari Palugada hingga Blog dengan Niche Khusus
Tahun 2021 ketika merintis blog ini, ada yang komentar kalau isinya palugada (apa lu mau gua ada), nano-nano, gado-gado, dan istilah sejenis lainnya. Artinya, blog ini tidak mempunyai tema khusus, lebih kepada ulasan campur aduk seperti rujak. Padahal, blog yang sukses umumnya fokus pada satu tema (niche)
Waktu itu, saya bingung gimana mengatasinya? Tema apa yang perlu diusung? Bisa menulis dan menyelesaikan satu artikel saja sudah bagus. Hehehe. Begitulah kacaunya dulu.
Kemudian ada yang kasih saran, ditulis saja apa pun ide yang muncul. Nanti akan terinspirasi dan menemukan tema yang tepat.
Saya pikir, betul juga. Kalau hanya berdiam diri, takut, dan ragu, sampai kapan pun blognya tak pernah dikelola. Lebih baik beraksi dulu. Jadi, ide apapun yang muncul di benak dituangkan saja ke dalam tulisan. Siapa tahu nanti ketemu jalannya. Nah, jadilah blog super gado-gado ala palugada.
Hingga suatu hari saya teringat masa lalu. Dulu saya pernah menulis cerita anak. Kenapa nggak mencoba mengulang hobi lampau? Unik juga kalau membuat blog khusus cerita fiksi untuk mereka.
Kemudian, terbentuklah kincirairliliput.com. Seperti roti, isinya masih segar dan hangat dari panggangan. Blog tersebut baru memuat beberapa cernak. Untuk ke depan, mudah-mudahan saya bisa konsisten memposting satu cerita setiap akhir pekan.
Saya sengaja tidak memilih tema yang lagi populer, seperti travelling ataupun kuliner, walaupun tulisan seperti ini yang ramai peminatnya. Pada tema tersebut sudah banyak blogger yang lebih mapan, jadi sebaiknya saya menggarap ladang yang lain. Hitung-hitung, sekalian cari tema yang agak berbeda. Namun, bukan asal tampil beda. Saya tetap berusaha memberi tulisan bermanfaat atau sekadar menghibur.
Intinya, setiap orang memiliki keunikan masing-masing. Jadi, sebaiknya buatlah konten sesuai kemampuan sendiri daripada ikut-ikutan yang lain. Soal hasilnya, nanti kita lihat. Jalani saja prosesnya dengan konsisten. Hasil bisa menyusul belakangan.
Soal nama blog, saya memilih kincirairliliput karena pernah melihat lukisan indah pemandangan kincir air. Suasananya seperti di tengah padang rumput nan sejuk, tapi sunyi karena jauh dari pemukiman penduduk. Dalam benak, saya bertanya-tanya. Gimana rasanya tinggal di rumah kincir yang setiap saat terdengar suara percikan air?
Mungkin ilustrasi lukisan agak berbeda dengan kehidupan nyata. Walaupun kelihatan indah dan tenang, tapi agak berbeda juga tinggal di daerah terpencil. Orang bakalan sepi di tengah padang sendirian. Nah, karena sulit ke sana, maka keindahannya disematkan pada nama blog baru saya. Jadi, kesannya tetap melekat pada ingatan.
Selain membentuk pemandangan indah, kincir air juga bisa menjadi energi pembangkit listrik, terutama untuk daerah terpencil. Kelihatan hanya bangunan dan peralatan sederhana, tapi memberi dampak untuk masyarakat. Di zaman sekarang listrik sudah menjadi kebutuhan primer dan kincir air bisa menjadi solusi.
Sedangkan liliput merupakan tokoh dongeng yang cukup populer dalam cerita anak. Liliput digambarkan mahluk bertubuh mungil dan sering menggunakan topi runcing dengan pakaian warna-warni.
Seperti manusia, raut wajahnya beragam. Ada yang ramah dan suka tersenyum, tapi ada juga yang cemberut dan sering menggerutu. Fisik mereka agak mirip kurcaci, tapi tubuh liliput berukuran lebih kecil.
Kesimpulannya, kincir air liliput berarti aktivitas mahluk mungil yang memberi manfaat. Jadi, nggak ada pekerjaan yang terlalu kecil atau sepele dan remeh temeh. Asal dikerjakan dengan sepenuh hati, semua kegiatan bisa memberi manfaat.
Oya, beragam tulisan yang dimuat pada blog tersebut, ditujukan untuk anak usia 11 - 12 tahun. Pada usia tersebut, anak sudah mampu membaca lancar dan lebih nalar dengan variasi tema tulisan. Mereka sudah bisa mengambil kesimpulan dan pesan dari media yang dibaca.
Kalau ada usia dewasa yang mau ikut membaca, boleh-boleh saja. Cernak tetap asyik, kok, untuk disimak segala usia. Ceritanya menghibur di tengah kesibukan kita beraktivitas.
Ayo, Berkreasi Melalui Jejaring Digital
Jika ada yang memiliki ide unik untuk konten, baik tulisan atau visual, coba saja direalisasikan. Siapa tahu karya-karya tersebut bisa bermanfaat. Kita tidak pernah mampu memprediksikan bagaimana hasilnya pada masa mendatang. Justru kalau disimpan terus dalam pikiran atau gadget, tidak seorangpun yang mengenal goresan tangan kita.
Sekarang zamannya digital dan kesempatan berkarya dengan berbagai bidang terbuka lebar. Yuk, pergunakan waktu dan peluang untuk membuat kreasi hasil ide sendiri. Ide setiap orang unik dan jangan ragu untuk berkarya.
Selamat mbaaa! dan semangatt dengan blog berniche kisah anaknya, aku jg lagi merintis blog yang berniche hihi, semoga aja bisa konsisten ngisinyaa, aamiin
BalasHapusAmin, terima kasih, Mbak Han.
HapusSemangat banget keren.. semoga tercapai ya mba.. bisa bermanfaat buat orang banyak
BalasHapusTerima kasih, Mbak Juwita
HapusBTW aku juga masih suka banget baca buku anak mbak. Sebab ceritanya lebih ringan, nggak bikin pusing mikirin plot twist atau teori konspirasi haha
BalasHapusBenar, cerita anak lebih polos dan teratur.
HapusHaha, iya saya banget nih... Awalnya ga punya pemikiran pilih Niche apa. Jadinya segala macam ditulis dan masuk blog. Tapi enaknya, ada kerjasama apa saja juga bisa diambil. Hihi... Maruk ya
BalasHapusBtw, saya dukung
Semoga harapan nya tercapai ya
Terima kasih, Mbak Okti
HapusSemangat mbak, blog aku juga masih palugada, semoga suatu hari bisa fokus pada satu niche yang disukai meskipun prakteknya masih susah alias susah konsisten.
BalasHapusBenar, menjaga konsisten tantangannya.
HapusKeren, kak..
BalasHapusIdealismenya dijaga dan konsistensinya. Cerita anak memang segmented yang bagus dan semoga bisa menjangkau anak-anak Indonesia dan menjadi inspirasi.
Terima kasih, Mbak Lendy
HapusCerita anak sekarang semakin berkembang dan variatif. Semoga minat baca tunbuh sejak dini di semua kalangan anak-anak Indonesia
BalasHapusAmin, semoga ya, Mbak.
HapusSemangat, mbak
BalasHapusCerita anak itu ga lekang sama waktu dan segmentasi
walaupun kita sudah dewasa tapi tetap suka juga dengan kisah dari buku anak
Terima kasih, Mbak Mia
Hapussaya dulu fokus pada niche traveling, tapi di tengah perjalanan karena satu dna lain halnya jadinya jadi palugada hehehe tapi tetep sih masih banyak tentang travelingnya
BalasHapus