Sendirian saja?"
Begitu pertanyaan yang sering dilontarkan pramusaji melihat saya datang seorangan ke tempat nongkrong. Duduk sendirian di tengah keramaian mungkin kurang lazim bagi kebanyakan orang. Termasuk pramusaji yang menyodorkan daftar menu dengan wajah bingung.
Nongkrong sendirian mungkin bukan pilihan menarik. Nongkrong asyik, ya, harus rame-rame. Kalau perlu semua teman atau kerabat dibawa. Nanti di tempat tongkrongan, mereka berlomba berbagi cerita. Gelak tawa dan canda menjadi kemeriahan saat kumpul bersama.
Tetapi, ada masanya orang-orang sibuk, sementara diri sendiri sudah suntuk ingin cuci mata sekaligus refreshing. Nggak mungkin, kan, harus menunggu orang lain saat pikiran sudah jenuh? Nongkrong sendirian bisa jadi solusi agar pikiran segar kembali.
Kalau lagi ingin santai, saya sudah biasa nongkrong seorangan di luar. Untungnya pergi sendirian, saya bebas menentukan lokasi dan waktu, tanpa perlu diskusi panjang lebar dengan teman lain. Pilihan ada di tangan sendiri dan bisa langsung pergi ke tempat tongkrongan.
Menurut saya, biasa saja, kok, nongkrong seorangan. Mau rame-rame atau sendirian, yang penting hati senang, perut kenyang, serta kantong tenang. Tapi, bukan berarti anti sosial, ya. Kalau ada yang mau diajak, ayo saja.
Nah, supaya acara nongkrong solo karier tetap seru, ada sedikit tips yang bisa dipraktikkan.
¤ Siapkan Rencana Pembayaran
Jangan lupa perkirakan berapa biaya untuk makan dan minum. Lebih baik membawa uang lebih dari perhitungan harga makanan tertera. Soalnya, kalau sendirian dan ternyata uangnya kurang, nggak ada yang bisa diminta pinjaman.
Selain uang tunai, sebaiknya siapkan juga uang digital seperti ewallet. Kalau tunai tak mencukupi masih ada biaya pegangan. Jadi, nggak perlu khawatir kekurangan dana.
¤ Cari Tempat yang Aman
Untuk yang hobi nongkrong sendirian, sebaiknya pilih tempat yang agak rame. Lebih bagus kalau berlokasi di tengah kota. Jangan pergi ke pelosok sunyi, meskipun ingin mencoba tempat baru yang sedang viral.
Apalagi kalau wanita, seperti saya. Situasi rame membuat kita lebih aman. Memang bukan jaminan kalau di keramaian tidak ada tindakan kejahatan. Namun, resikonya lebih kecil daripada bepergian sendirian ke tempat sepi, apalagi malam hari.
¤ Temukan Tempat Makan dengan Menu Bervariasi dan Harga Terjangkau
Walaupun sendirian, penting menemukan tempat makan dengan ragam menu. Pilah-pilih menu baru jadi keasyikan dan tantangan tersendiri. Soalnya nggak ada yang bisa diminta saran.
Salah pilih menu yang nggak cocok di lidah anggaplah sebagai pengalaman. Lain kali jadi sudah tahu menu yang perlu dihindari. Terkadang kita belajar dari kesalahan, kan?
¤ Singgahlah di Tempat Makan Legendaris
Kenapa saya sarankan mencari tempat makan legendaris? Alasannya, mereka lebih berpengalaman menyediakan beragam menu berkualitas. Pengunjung punya banyak pilihan dan bisa mencoba beragam menu yang tersedia.
Tempat makan legendaris biasanya sistem pelayanannya sudah oke punya. Mereka cepat tanggap dengan kebutuhan pengunjung, bukan asal melayani. Bisnis yang dikelola asal-asalan umumnya sulit bertahan lama. Pengunjung bakalan ogah datang kembali jika pelayanannya tidak memuaskan.
Salah satu pelayanan yang oke menurut saya, jika makanan cepat disajikan. Artinya, nggak pakai lama, apalagi harus mengingatkan pramusaji berulang kali. Walaupun, ada menu tertentu yang memang agak lama penyajiannya, seperti ikan panggang. Masih dimaklumilah. Tapi, kalau menyajikan mie rebus pun lama? Pengunjung bisa meradang
Jadi, penyajian hidangan cepat dan tepat perlu sekali diperhatikan ketika menentukan kriteria tempat nongkrong.
Memangnya ada tempat nongkrong sesuai dengan kriteria di atas? Ada, kok, terutama untuk penikmat makanan enak di Medan dan sekitarnya. Termasuk untuk yang berasal dari luar kota, jangan lupa singgah ke Wisata Kuliner Medan yang wajib dikunjungi, yaitu Mie Ayam Jamur Haji Mahmud.
Awal Perkenalan dengan Wisata Kuliner Medan yang Wajib Dikunjungi
Mie Ayam Jamur Haji Mahmud sudah berdiri sejak tahun 1988. Tetapi, saya baru kenalan sekitar tahun 90-an. Saat itu, saya masih berusia remaja dan keluarga barusan pindah dari sebuah kota kecil ke Medan. Namanya warga pendatang, belum banyak tempat nongkrong yang saya dikunjungi.
Suatu hari Bapak cerita kalau di kantornya sedang ramai membahas mie ayam jl. Abdullah Lubis. Istilah anak sekarang, ada tongkrongan viral yang wajib dikunjungi.
Pas waktu senggang, Bapak bertanya. "Mau kita coba mie ayamnya?"
Ayoook, kayaknya agak susah nolak yang beginian. Hehehe.
Akhirnya, bersama Bapak dan saudara-saudara, kami mengunjungi mie ayam jl. Abdullah Lubis. Dulu orang lebih sering menyebutnya begitu, mungkin karena hanya mereka penjual mie ayam yang berlokasi di sana.
Kami pergi sekitar jam tujuh malam, sekaligus menikmati suasana temaram kota Medan. Jaraknya pun nggak terlalu jauh dari rumah. Dulu Medan belum semacet sekarang, jadi perjalanan lancar saja. Nggak sampai setengah jam, kami sudah tiba di sana.
Saat itu, cikal bakal Mie Ayam Jamur Haji Mahmud masih berupa outlet dengan beberapa meja. Menunya pun sedikit, seperti mie pangsit dan mie bakso dengan beberapa jenis minuman. Masih sederhana sekali.
Selain menu, bangunan outletnya juga sederhana. Tampilannya masih berupa ruko, seperti kebanyakan tempat usaha. Seingat saya, dindingnya berwarna biru pucat, bukan serba coklat seperti sekarang.
Sayangnya, waktu itu belum ada hape berkamera. Hape biasa saja belum muncul. Jadi, tampilan warungnya nggak bisa didokumentasi. Lagipula, saat itu saya tidak berpikir kalau suatu hari nanti bakalan nge-blog. Kalau dari dulu tahu begitu, mungkin saya usahakan membawa kamera saku.
Balik ke cerita awal, kami kompak memesan mie ayam sebagai makan malam. Semua ingin mencicipi menu yang sedang tren. Tak lama kemudian, mie ayamnya langsung terhidang. Wow, hangat mengepul.
Sambil makan, kami mengobrol sembari memperhatikan lalu lalang kendaraan yang melintas di depan outlet. Lokasi Abdullah Lubis termasuk jalanan sibuk, bahkan sampai malam pun masih ramai.
Seru juga acara makannya. Asyik bertukar cerita, akhirnya mie ayam itu tandas tuntas. Perut kenyang, kami pun pulang dengan hati gembira.
Bertahun-tahun berlalu. Mie Ayam Jamur Haji Mahmud terus berkembang. Outlet lama di Jl. Abdullah Lubis mulai dibangun. Setelah direnovasi, sekarang tempatnya luas sekali dan lebih lebar dari ukuran outlet lama yang sempat saya kunjungi dulu. Menunya pun beragam, tidak terbatas pada mie ayam dan mie bakso.
Outlet mie ayam tersebut telah berkembang menjadi tempat makanan enak di Medan yang wajib dikunjungi. Areal parkirnya sering penuh. Oleh sebab itu, kalau mau ke sana saya usahakan datang lewat jadwal makan siang, atau di luar waktu ramai lainnya.
Jika datang sekitar pukul dua siang, maka outlet sudah agak sepi. Pengunjung lebih mudah mencari meja favorit. Beda kalau mampir pas makan siang atau malam, sulit mencari tempat duduk nyaman karena hampir semua meja penuh.
Nongkrong Sendirian Ditemani Semangkuk Mie Ayam Jamur
Waktu berkunjung ke sana sendirian baru-baru ini, sekitar pukul dua siang, saya memesan mie ayam jamur. Saya ingin kembali menikmati cita rasa makanan khas kota Medan. Untuk minuman, saya memilih ice lemon tea dan segelas es kosong. Maklumlah, di rumah biasa minum air putih setelah makan. Es kosong bisa menjadi pengganti air putih.
Sambil menunggu pesanan datang, sepiring sate kerang dibawa pramusaji ke meja saya. Ini dia sate kerang khas Medan asal Tanjung Balai. Apalagi ditunggu? Saya langsung mencobanya.
Bagi yang belum tahu kota Tanjung Balai, daerah ini merupakan salah satu pelabuhan tersibuk di pesisir pantai Sumatera Utara. Kota kerang, demikian julukannya. Hewan bercangkang ini adalah makanan khas dari sana.
Sate kerang Tanjung Balai
Sate kerang Tanjung Balai ukuran lebih besar daripada yang biasa dijual di luaran. Bumbunya agak tebal dan terasa pedas. Saya memang suka yang begitu. Boros bumbu, istilahnya.
Kalau memasak sate kerang, mungkin hampir semua orang bisa. Tetapi, bumbu sate yang tebal berempah sampai hampir menutupi permukaan kerang, nggak semua orang mampu membuatnya.
Sambil mengunyah sate, pikiran saya melayang pada kenangan masa 90-an, sekitar 30 tahun yang lalu. Bapak sudah lama meninggal. Saudara-saudara sibuk dengan urusan masing-masing. Sekarang saya duduk sendirian di Mie Ayam Jamur Haji Mahmud.
Hidup memang terus berubah, kan? Perubahanlah yang membuat kita teru berkembang. Mudah-mudahan ke arah yang lebih baik.
Lamunan saya langsung buyar ketika pramusaji datang. Nggak pakai lama, ternyata pesanan saya segera tiba. Wow! Semangkuk besar mie ayam jamur sudah terhidang di meja. Kuah hangat mengepul dari mangkuk kecil di sampingnya. Saya langsung menuangkan kuah ke atas tumpukan mie. Tak lupa saya membubuhkan kecap dan saos.
Mau tahu apa saja isi mie ayam jamur? Sambil makan, saya ubek-ubek isi mangkuknya.
Pertama-tama, saya kunyah kerupuk-kerupuk pangsit yang menjadi topping mie. Setelah itu, isi mangkuk diaduk-aduk agar kecap dan saos tercampur. Ternyata dalam sajian, ada telur pangsit, semur daging ayam, taso (tahu bakso), potongan jamur, bakso, serta sayuran.
Kuahnya cukup kental, pas jika disantap berbarengan dengan mie. Ada orang yang kalau makan dipisahkannya antara mie dan kuah. Saya lebih suka jika keduanya dimakan berbarengan. Bumbu kuah semakin terasa di lidah jika dicampurkan bersama mie. Menyeruput kuahnya saja kurang enak, apalagi sampai dibuang. Mubazir. Namanya selera, tiap-tiap orang beda, kan.
Supaya tampilan mie ayam jamur lebih jelas, boleh disimak video berikut.
Sambil makan, sesekali saya meminum ice lemon tea. Tampilannya berwarna pekat dengan rasa teh yang kuat. Ditambah perasan lemon, minuman ini cocok menemani santapan siang saya. Rasa lemonnya kental, membuat tenggorokan lebih segar.
Namanya kebiasaan, setelah mie ayam dan ice lemon tea kelar, penutupan ditandai dengan es kosong. Es teh cuma tambahan saja, aroma mie ayam dan ice lemon tea masih membekas di tenggorokan. Enak dan saya suka.
Waktu memang boleh berlalu, seperti cerita kami tahun 90-an di sini. Namun, selera menyantap semangkuk mie ayam tak pernah terkikis oleh waktu. Mie Ayam Jamur Haji Mahmud tetap menjadi wisata kuliner Medan yang wajib dikunjungi.
Mie Ayam Jamur Haji Mahmud, Melegenda dan Gaul
Tahun ini Mie Ayam Jamur Haji Mahmud genap berusia 35 tahun. Usia yang matang untuk sebuah perjalanan bisnis makanan yang melegenda dan gaul. Banyak usaha sejenis yang rontok dalam perjalanannya. Mie Ayam Jamur Haji Mahmud adalah pengecualian.
Ketika baru berdiri, kuliner ini hanya menyediakan mie ayam, mie bakso, dan beberapa jenis minuman. Sekarang outletnya sudah menyajikan beragam menu, mulai hidangan oriental, spesial, atau seafood. Banyak sekali pilihannya, seperti gambar berikut.
Cuma ini saja menunya? Ya, nggaklah.
Tersedia juga cumi goreng tepung, cumi tauco, udang goreng tepung, gurami bakar, nila becek, gurami goreng, ifu mie spesial, nasi nila goreng, nasi goreng spesial, nasi goreng kampung, mie tiaw spesial, mie hun spesial, nasi ayam kriuk, nasi ayam becek, nasi ayam bakar, serta sayuran tumis kangkung.
Dalam daftar minuman ada kopi single, jus timun, jus kuini, jus alpukat, jus melon, jus jeruk, green lime punch, teh tarik, teh manis, lychee ice tea, kopi tubruk single shot, dan ice lemon tea.
Ada pula kudapan, seperti sate kerang dan sate telur puyuh, yang langsung diantar ke meja pengunjung sebagai sambutan selamat datang. Kudapan ini bisa disantap sambil menunggu pesanan makanan disajikan.
Untuk pembayarannya tersedia beragam pilihan, mulai dari tunai, debit, kredit, maupun ewallet. Gampang, kan? Kalau nggak bawa uang tunai, maka pengunjung bisa membayar dengan menggesek kartu atau scan ewallet dari hape. Langsung beres semua.
Untuk content creator yang sering memposting tulisan dan gambar keren di dunia maya, outlet Mie Ayam Jamur Haji Mahmud pas untuk bersantap sambil bekerja. Di dalam ruangan tersedia jaringan wifi gratis. Jadi, sambil menunggu makanan datang, sempatkan dulu berselancar di dunia maya.
Setelah hidangan tuntas disantap, bolehlah duduk santai dulu sambil terus mengutak-atik konten. Siapa tahu, setelah perut kenyang ide justru mengalir lancar. Tangan dan pikiran pun bisa selaras bekerja. Jadilah konten-konten keren di medsos.
Kalaupun bukan content creator, saran ini tetap bermanfaat, lho. Baru selesai makan sebaiknya jangan langsung jalan atau bergerak. Pergerakan setelah makan sering membuat perut mual dan kepala pusing. Supaya tubuh stabil, duduklah dulu sambil memanfaatkan wifi. Nggak lama, kok, lima belas menit sudah. Nah, berfaedah juga, kan, jaringan wifi-nya.
Jadi, untuk warga Medan ataupun pendatang dari luar kota, ayo, segera menikmati aneka menu Mie Ayam Jamur Haji Mahmud jl. Abdullah Lubis. Lokasinya strategis dan berada di tengah kota. Tempatnya nyaman dan cocok untuk orang-orang yang ingin menikmati santapan sendirian atau rombongan.
Kalau jl. Abdullah Lubis agak kejauhan, gimana? Apalagi Medan sekarang lumayan macet.
Jangan khawatir. Cabang-cabang Mie Ayam Jamur Haji Mahmud sudah dibuka di beberapa lokasi kota Medan. Berikut outlet-nya dan silakan memilih tempat yang terdekat dengan pemukiman.
Outlet Pusat Jl. Abdullah Lubis Medan Baru
Lagi mager keluar rumah, tapi tetap ingin menikmati ragam menu mie ayam jamur? Amanlah, sajian ini bisa dipesan secara online. Tinggal buka saja aplikasi pemesanan online di hape, paket makanan langsung meluncur ke rumah.
Yuk, jangan tunda kunjungan ke Mie Ayam Jamur Haji Mahmud. Banyak promo di daftar menunya. Pas berkunjung ke sana kemarin, saya memesan mie ayam dan es lemon tea dengan harga promo yang ramah di kantong. Pada hari-hari dan jam tertentu memang ada harga spesial untuk pemesanan per orang.
Bagi yang datang dengan rombongan tetap kebagian promo. Pada menunya sudah tertera harga promo untuk pemesanan dalam jumlah besar, lengkap dengan beragam pilihan hidangan. Pengunjung tinggal menyesuaikan dengan kebutuhan.
Supaya seru, yuk, simak ungkapan khas orang Medan tentang promo di Mie Ayam Jamur Haji Mahmud.
Selain promo, Mie Ayam Jamur Haji Mahmud juga menyelenggarakan event, lomba, serta give away untuk pengunjung setia. Hadiahnya dijamin menarik dan siapapun bisa ikutan seru-seruan. Supaya nggak ketinggalan informasi acara, segera follow akun Instagram dan TikTok Mie Ayam Jamur Haji Mahmud.
Nongkrong Sendirian, Semangkuk Cerita Lampau dan Aroma Mie Ayam
Ada beragam cara membuat pikiran jernih kembali, salah satunya dengan nongkrong sendirian di tempat yang nyaman dan menyediakan menu menarik. Walaupun sendirian, yang penting lokasinya bersih, aman, harga terjangkau, dan pelayanan maksimal.
Jangan takut dicap aneh ketika duduk seorang di tengah keramaian. Terkadang kita perlu menyendiri untuk lebih mendengar pikiran pribadi, termasuk mengingat sedikit memori dengan orang-orang terdekat dulu. Cuma, nggak berarti baper, ya. Anggap saja cerita lalu itu cerminan untuk mengambil hikmahnya, bukan dikenang tanpa manfaat
Saya merekomendasi Mie Ayam Jamur Haji Mahmud kepada orang yang ingin me time berkualitas. Lokasinya aman untuk pengunjung kuliner yang hobi bepergian sendirian. Tempat ini terletak di daerah sibuk serta dikelilingi rumah-rumah, kantor, dan orang-orang yang berseliweran.
Tetapi, kalaupun mau menikmati kuliner rame-rame bersama teman atau kerabat, outlet ini tetap pas untuk nongkrong bareng. Ruangannya luas dan nyaman. Para pramusaji sigap melayani pengunjung yang datang. Barisan menu menawarkan beragam pilihan yang sayang kalau dilewatkan.
Kapan lagi bisa menikmati makanan enak dan berkelas di Medan? Ditambah pula ada beragam promo dengan harga menarik, sehingga anggaran belanja rumah tetap aman.
Jadi, jangan lupa menjadwalkan waktu menikmati makanan enak di Medan, bersama Mie Ayam Jamur Haji Mahmud. Tempat ini merupakan Wisata Kuliner Medan yang wajib dikunjungi.
Akhir kata, saya mengucapkan :
Selamat ulang tahun ke-35 untuk Mie Ayam Jamur Haji Mahmud. Seperti seuntai mie yang terus memanjang tanpa ujung, demikian pula usianya terus bertambah dan bertambah pada tahun-tahun mendatang.
Keuletannya mengarungi persaingan bisnis selalu kokoh. Ibarat tekstur mie yang senantiasa kenyal meskipun disiram air panas. Tetaplah berdiri pada barisan terdepan sebagai hidangan khas kota Medan yang melegenda dan gaul.
Amin
Referensi :
- Official Website Mie Ayam Jamur Haji Mahmud, http://www.mieayammahmud.com
- Youtube Mie Ayam Jamur Haji Mahmud
- Foto koleksi pribadi
- Ilustrasi editan Canva
Komentar
Posting Komentar