Langsung ke konten utama

Pesan Sederhana dari Dongeng Bawang Merah dan Bawang Putih


Ada yang belum tahu dongeng klasik Bawang Merah dan Bawang Putih? Dongeng ini cukup populer dituturkan dari zaman kakek nenek dulu, hingga anak cucu sekarang. Kisahnya sederhana, tentang kebaikan yang akhirnya menang melawan kejahatan. 


Walaupun memberikan pesan moral, karakter tokoh-tokohnya dituturkan secara hitam putih. Tokoh Bawang Merah dikisahkan sangat jahat, tanpa sedikitpun celah kebaikan. Sebaliknya Bawang Putih selalu menerima keadaan, tidak ada upaya melawan dan memperbaiki nasib. 


Diceritakan ada dua saudari tiri, yaitu kakak Bawang Merah dan adik Bawang Putih. Ibu Bawang Putih sudah meninggal dan ayahnya menikah lagi dengan ibu Bawang Merah. Tak lama kemudian ayah meninggal, maka tinggallah Bawang Putih dengan keluarga tiri yang super kejam. Dia menjadi pembantu di rumah peninggalan ayahnya. 


Seperti mayoritas alur dongeng, Bawang Merah dan ibunya memanfaatkan tenaganya. Dia  membersihkan  rumah, sedangkan mereka rebahan sambil main hape. Karakter Bawang Putih dituturkan diam saja dengan perlakuan yang diterimanya. Tiada upaya untuk mengatasi masalah. Terlalu baik, kata orang sekarang. Atau karena ketakutan? 


Walaupun bertutur tentang pem-bully-an di rumah, alur ceritanya mudah ditebak. Ada orang lain yang kemudian menolong Bawang Putih bebas dari gangguan Bawang Merah. Dibantu seorang Nenek, Bawang Putih akhirnya berhasil membuat keluarga tiri jera mem-bully. Kisah ini pun berakhir happy ending.


Pesan moralnya jelas, perbuatan tulus tidak pernah sia-sia. Jadi,  tetaplah berbuat kebaikan. Bibit yang kita tabur hari ini, kelak akan menuai hasil yang sepadan. Meski demikian, ada hal lain yang menarik dibahas berkaitan dengan cerita ini. 




Saya kurang tahu siapa  pengarang dongeng tersebut. Kisah rakyat biasanya disampaikan turun temurun secara anonim. Jadi, sulit menelusuri latar belakang cerita, termasuk mengapa pengarang memilih Bawang Merah sebagai tokoh jahat. Mungkin karena pedih saat mengupas bawang merah?


Dulu saat masih kanak-kanak saya sempat berpikir. Kalau sering makan bawang merah, apa nanti akan sejahat tokoh Bawang Merah? Jika benar begitu, enggak mau lagi memakannya. Nanti jadi jahat beneran. Ambil bawang putih saja, walaupun aromanya menyengat. Hehehe. Namanya juga anak-anak. 


Apakah merah atau warna gelap lain berarti jahat,  sedangkan putih pasti bersih? Kenyataannya, penampilan bisa menipu,  kan? Tampilan dekil belum tentu sangar,  sebaliknya yang bersih berkilauan bukan jaminan berkarakter baik. 


Walaupun salah menilai bisa membuat masalah di masa mendatang, tapi memandang dari tampilan luar masih kerap dipraktikkan, termasuk oleh saya. Sebenarnya enggak masalah juga menilai dari kulit luar. Penampilan elok memang menyejukkan mata. Rata-rata orang memang lebih suka melihat yang berkilauan, seperti Bawang Putih. 


Daripada membicarakan orang, lebih baik kita lihat dari sudut pandang beragam bahan makanan di rumah. Nah, bahan makanan yang dimaksud berasal dari jenis yang sama, tapi berwarna kontras. Salah satu berkulit putih kemilau, sementara saudaranya berwarna gelap. Jelas sekali perbedaannya. Tetapi, keduanya membawa manfaat untuk kesehatan.  


Seperti dongeng, bahan makanan juga membawa pesan moral simpel. Sebaiknya jangan cepat menilai dari warnanya saja. Kenali dulu manfaatnya, baru boleh memberi penilaian. Memang perlu waktu, kesabaran, serta ketelitian, supaya bisa mengambil kesimpulan.


Apa saja jenis bahan-bahan berwarna kontras yang akan dibahas?  Ini dia. 


¤ Bawang Merah dan Bawang Putih 

Karena cerita di atas dimulai dengan dongeng populer, maka pembahasannya diawali dengan bawang. Ada beragam jenis bawang, yaitu bawang merah, bawang putih, dan bawang bombai. Bawang bombai terdiri dari beragam jenis lagi, tapi di tulisan ini fokusnya hanya pada bawang merah dan putih. 




Apa benar bawang merah sejahat cerita dongeng? Tunggu dulu. Ada banyak manfaat bawang ini, yaitu mampu menurunkan tekanan darah, mengurangi efek alergi, melawan radikal bebas dan meningkatkan kekebalan tubuh, memperbaiki sistem pencernaan, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan kepadatan tulang, serta mencegah kanker. 


Sedangkan saudaranya bawang putih juga memberi beragam manfaat, seperti menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, mencegah penyakit jantung, mengatasi gangguan fungsi otak, meredakan flu dan pilek, menjaga kesehatan lambung, serta menekan pertumbuhan kanker. 


Beragam manfaat yang dikandung keluarga bawang, tapi ada juga efek sampingnya. Segala sesuatu yang berlebihan memang kurang baik, ya, termasuk mengonsumsi bawang. Secukupnya saja menggunakannya. Jumlah berlebihan bisa menyebabkan diare, bau mulut,  serta aroma keringat yang mengganggu. 


¤ Gula Merah dan Gula Putih

Kalau melihat gula merah, atau disebut juga gula aren, langsung teringat dengan kolak pisang dan aneka bubur tradisional yang menggiurkan. Gula merah memang padanan tepat untuk aneka masakan. Selain gurih, ada beragam manfaat bagi tubuh. 




Gula merah mampu menjaga kadar gula darah lebih stabil. Pemanis alami ini pun membantu mengendalikan bakteri di usus, menjaga kesehatan pencernaan, memulihkan energi, mengandung antioksidan, baik untuk kekuatan tulang, serta meningkatkan jumlah sel darah merah. 


Beda dengan kerabatnya gula putih. Pemanis satu ini cocok dengan istilah yang berkilau belum tentu berlian. Teksturnya yang putih bersih bukan jaminan kalau pemanis ini aman untuk tubuh. Gula putih disinyalir sebagai penyebab gangguan kesehatan, seperti diabetes, obesitas, masalah jantung, hingga kerusakan gigi.


Namun,  jangan langsung memusuhi gula putih. Ada beragam faedah yang diperoleh kalau mengonsumsinya dalam takaran wajar.  Gula putih merupakan sumber energi bagi tubuh, mampu membantu meningkatkan konsentrasi, mencegah dehidrasi, hingga menjadi pengawet alami. Walaupun pemanis ini bermanfaat, tetaplah bijak mengonsumsinya. 


¤ Beras Merah dan Beras Putih  

Beras merah merupakan biji-bijian yang kaya serat. Pas untuk orang yang mengalami masalah pencernaan. Butirannya memberikan beragam manfaat, seperti menurunkan kolesterol dan kadar gula darah, mengurangi risiko diabetes, mencegah  obesitas, serta mengandung antioksidan untuk melawan radikal bebas. 




Sedangkan, rekannya beras putih agak mirip dengan gula putih. Beras putih mengandung karbohidrat tinggi yang dapat menyebabkan obesitas dan diabetes. Butirannya yang minim serat mengakibatkan sembelit jika dikonsumsi berlebihan. 


Tetapi, manfaatnya tetap ada, kok. Seperti gula putih, biji-bijian ini merupakan sumber energi bagi tubuh. Beras putih bagus  dikonsumsi anak-anak untuk tumbuh kembang mereka. Vitamin B yang terkandung di dalamnya baik untuk kesehatan otak. Magnesium dalam beras putih sesuai untuk kesehatan tulang, saraf, dan otot. 


¤ Ketan Hitam dan Ketan Putih 

Ketan merupakan bahan dari beberapa penganan tradisional, mulai dari bubur hingga beragam kue. Rasanya yang kenyal, pas untuk dihidangkan dalam berbagai acara, atau sekadar kudapan di rumah. 


Ketan terdiri dari dua macam, yaitu ketan hitam dan ketan putih. Ketan hitam memberikan beragam manfaat kesehatan, seperti sumber energi dan zat gizi, mencegah sembelit, mengandung antioksidan untuk mencegah penyakit kronis, membantu pembentukan sel-sel tubuh, hingga menjaga kesehatan kulit. 


Namun, mengonsumsi ketan hitam secara berlebihan dapat menyebabkan obesitas hingga diabetes. Apalagi kalau sajian bubur ketan campuran gula merah, tanpa diimbangi olah raga. Kadar gula darah dalam tubuh bakalan melonjak-lonjak kegirangan. Kalau enggak dikendalikan dari sekarang, bakalan panjang ceritanya di masa depan. 



Sementara ketan putih tak mau kalah memberikan manfaat. Bulirnya mengandung zat besi dan vitamin B yang memperkuat imun tubuh. Biji-bijian ini membawa antioksidan untuk melawan penyakit kronis. Karena memiliki zat mineral, ketan putih dapat membantu meningkatkan kepadatan tulang. Wah, bisa mencegah osteoporosis, nih. 


Apa pun jenis bahan makanan yang dipilih, sebaiknya hindari mengkonsumsi berlebihan. Makan berlebihan biasanya membuat berat badan bertambah. Jarum timbangan terus bergerak ke kanan, yang berisiko dengan kesehatan masa depan. Memang rasanya enak dan kaya manfaat, tapi ambil secukupnya saja. 


Dua Warna Kontras dan Beragam Manfaat   

Jenis penganan berwarna kontras di atas, cocok menjadi ilustrasi dari sudut pandang makanan. Bahan jernih dan putih belum tentu aman, apalagi jika dikonsumsi berlebihan. Sebaliknya, hitam pekat atau merah kelam justru memberi beragam faedah. Seperti orang, yang berkulit hitam atau putih, mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.


Yang kelam pun bisa berubah menjadi jernih, seperti kisah dongeng klasik di atas. Pada akhir cerita, dituturkan kalau Bawang Merah kena batunya dan meminta maaf pada Bawang Putih. Mereka  mulai hidup berdampingan dengan damai. Namanya enggak berubah, tetap Bawang Merah. Namun, karakternya sudah berbeda. 


Yuk, berhenti memandang hanya dari warna luar. Merah atau hitam bukan berarti jahat, putih tidak selalu bebas cela. Buktinya, gula putih dan beras putih yang bersih berkilauan justru menjadi penyebab obesitas dan diabetes. Daripada salah menilai,  mendingan cari tahu dulu karakter tersembunyi di balik warna. Lebih baik teliti lebih dulu,  kan? 


Nikmati makanan kita dengan bijak dan nilailah orang secara objektif. Keduanya sama-sama penting. Makanan bergizi baik untuk kesehatan tubuh. Sedangkan relasi potensial pas untuk membangun jejaring pergaulan. Melalui dongeng dan bahan makanan, kita pun bisa belajar hal sederhana.



Referensi :

1. Gambar diedit oleh Canva

2. Narasumber dikutip dari alodokter.com, liputan6.com, halodoc.com, hellosehat.com, dan klikdokter.com.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusah...

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mat...

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua ...