Tinggal di kota besar yang setiap hari melihat kemacetan, barisan hutan beton, dan polusi, keberadaan taman kota menjadi oasis menyegarkan. Meski luas arealnya masih kalah dengan mal, tapi tempat ini menawarkan suasana berbeda. Ada pemandangan kehijauan menyejukkan di tengah bangunan megah, hilir-mudik kendaraan, serta kesibukan penduduk.
Jangan dikira penghijauan harus menyingkir ke pinggiran. Di kota domisili saya, taman kota terletak di daerah elit berdampingan dengan gedung-gedung bisnis dan pusat pemerintahan. Tampilan yang berbeda dari bangunan di sekitarnya, justru menjadi kesan unik. Ternyata ada juga pohon besar dan rindang di tengah kota.
Seperti manusia, umur taman cukup panjang. Dari saya masih kanak-kanak hingga usia dewasa, taman kota tetap awet dan terawat. Berbeda dengan bangunan-bangunan lama dan tua yang banyak tergusur untuk kepentingan bisnis, taman ini tetap kokoh tak tergeser. Mudah-mudahan demikian untuk seterusnya.
Banyak warga kota yang rutin mengunjungi taman ini. Datang ke taman bukan hanya melihat barisan pepohonan, tapi ada beragam aktivitas yang bisa dilakukan di sana. Jadi, fungsi lahan ini bukan hanya sekadar pelengkap yang memperindah kota, taman pun bisa menjadi sarana pengisi waktu luang berfaedah.
Beragam fasilitas tersedia dalam taman, mulai dari permainan anak, jogging track, toilet, bangku taman hingga panggung mini. Bahkan ada yang sudah menyediakan wifi gratis. Bagi yang hobi ngemil, pedagang keliling ikut berbaris menunggu pembeli di luar pagar. Makanannya bervariasi, harga pun cukup terjangkau. Setiap sore hari atau akhir pekan, lokasi ini ramai dikunjungi warga.
Gimana nggak ramai, singgah di sini ibarat datang ke hutan mini. Banyak pohon, tapi enggak ada binatang buas. Aman dan teduh di tengah kota besar. Selain sebagai hutan mini di tengah keramaian, apa lagi manfaat taman kota? Ini dia.
¤ Rekreasi Keluarga
Daerah kota yang semakin disesaki pembangunan, menyisakan sedikit ruang bermain untuk anak. Rumah-rumahnya sudah jarang mempunyai halaman luas, bahkan ada yang tak lagi memiliki pekarangan. Kalaupun ingin mencari areal permainan, datanglah ke pusat perbelanjaan ataupun mal. Namun, di sana jarang ada arena bermain gratis. Kalaupun ada, biasanya di foodcourt dan harus membeli produknya dulu.
Beda dengan taman bermain. Di sini ada banyak fasilitas permainan anak, seperti ayunan dan perosotan. Semuanya gratis. Masuk ke taman pun bebas tak perlu membayar karcis. Anak-anak bisa bermain sepuasnya tanpa batas waktu. Hanya saja, kalau lagi ramai biasanya harus sabar antre dengan anak lain.
Jadi, taman kota bisa menjadi tempat bersantai dan menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Lokasi ini dapat menjadi alternatif anak-anak bermain dengan aman dalam pengawasan orang tua. Untuk yang belum berkeluarga, taman tetap bisa dipilih sebagai tempat ngobrol bersama teman-teman.
¤ Paru-paru Kota
Asap knalpot yang berasal dari kendaraan hilir mudik menyumbangkan polusi bagi udara. Gas karbon dioksida yang dikeluarkan merupakan sumber polusi yang berisiko pada kesehatan pada masa mendatang. Walaupun risikonya jangka panjang, tapi sekarang pun rasanya sudah sesak karena harus menghirup buangan knalpot setiap hari
Nah, supaya dampak polusi dapat diminimalisasi, taman kota yang dinaungi tanaman hijau bisa menjadi solusi. Dedaunan dari pepohonan rimbun mampu menyerap karbon dioksida melalui proses fotosintesis. Dengan bantuan sinar matahari, gas tersebut diubah menjadi oksigen yang bermanfaat untuk makhluk hidup.
¤ Mencegah Banjir
Hutan beton di kota meningkatkan risiko banjir. Semen dan batu bata tidak mampu menyerap air. Ditambah pula dengan parit yang penuh dengan sampah dari pemukiman padat, saluran air tersumbat pada lokasi tertentu. Jika hujan turun, maka air mulai tidak mengalir lancar dan mulai menggenang. Banjir pun rutin mengunjungi pemukiman.
Taman kota mampu menjadi sumber serapan hujan. Tanahnya siap menerima guyuran air dari langit. Daun, batang, serta dahannya dapat menahan hujan. Sementara akar mengalirkan genangan air ke dalam tanah. Banjir pun gagal menghadang berkat bantuan pepohonan.
¤ Suasana Sejuk
Jika ingin mencari kesejukan di tengah keramaian kota, enggak harus ke mal. Ada tempat lain yang tak kalah sejuk dari mesin AC. Masih alami lagi, yaitu taman kota. Duduk di bangku taman bernaung pepohonan rindang sambil memandangi kendaraan yang melintas, bisa memberi nuansa berbeda. Apalagi jika terbiasa beraktivitas di dalam ruangan.
Bersantai di bangku taman sembari ngemil, dijamin lebih hemat daripada nongkrong di mal. Harga-harga makanan yang ditawarkan pedagang keliling taman cukup terjangkau karena enggak kena pajak. Tempatnya aman, artinya enggak usah khawatir tiba-tiba ada petugas yang menggusur. Jadi, nongkrong di sana tetap senang, kantong pun tenang.
¤ Peluang untuk Berkreativitas
Bukan hanya gedung pertunjukan, taman kota sekarang sudah menyediakan panggung mini untuk kegiatan tertentu. Tampilannya memang enggak semewah panggung pertunjukan pada gedung-gedung bergengsi, tapi masih boleh diandalkan untuk aksi kreativitas.
Jika ada yang ide membuat teater atau pertunjukan musik, boleh-boleh saja menampilkannya di sana. Supaya urusan lancar, sebaiknya ditanya dulu syarat dan ketentuan pada pihak pengelola. Kalau memang berniat, kenapa tidak dicoba berkreasi? Siapa tahu, kesempatan ini bisa membawa peluang besar untuk masa depan.
Untuk yang hobi menulis, taman pun bisa menjadi tempat menemukan ide. Biasanya, penulis sering mendapatkan ide baru hanya dengan melihat orang banyak berseliweran, atau peristiwa-peristiwa yang terjadi di tengah keramaian. Jadi, kenapa enggak dicoba mencari ide dengan mengamat-amati orang di taman?
Nah, banyak manfaat taman kota untuk warga sekitar. Dengan adanya areal ini, tak perlu lagi pergi jauh sekadar mencari keteduhan. Ada taman yang memberikan suasana berbeda untuk penduduk kota yang biasa akrab dengan kesumpekan.
Taman Kota Tanggung-Jawab Bersama
Meskipun dikelola oleh. Pemko melalui Dinas Pertamanan, taman kota merupakan aset bersama milik masyarakat. Tempat ini dibangun dan diperdayakan untuk rekreasi masyarakat. Namanya aset bersama, perawatannya pun sebaiknya dilakukan secara bersama.
Perawatan taman tidak berarti setiap hari warga ke sana membersihkan dan menyiram bunga-bunga. Bukan begitu maksudnya. Kalau tugas beginian sudah ada petugas khusus yang menanganinya. Ikut menjaga taman berarti pengunjung sebaiknya menjaga sikap ketika singgah ke sana, agar taman tetap lestari.
Ini ada tips untuk ikut menjaga kelestarian taman kota :
¤ Patuh pada peraturan
Seperti lalu lintas, taman juga mempunyai peraturan yang wajib diikuti oleh pengunjung. Apa saja peraturannya, dalam lokasi biasanya sudah tercantum peraturan yang berlaku. Ada pengumuman yang dipajang dekat pintu keluar masuk taman.
Jika dilarang membawa hewan peliharaan, maka janganlah membawa anjing atau kucing ke sana. Tidak semua orang suka dengan hewan, jadi kedatangan anabul bisa membuat pengunjung lain merasa tidak nyaman. Belum lagi kotoran mereka yang akan bertaburan di tanah.
Gimana dengan kucing liar? Bedalah masalahnya. Mereka memang tidak ada pemilik dan bebas berkeliaran. Hewan-hewan ini hidup dan mencari makan di tempat manusia berkumpul, serta banyak berkeliaran di areal publik. Jadi, enggak masuk hitungan, ya.
¤ Perhatikan Jam Berkunjungi
Seperti gedung, taman pun punya waktu berkunjung yang biasanya berkisar pagi hingga petang hari. Pengunjung sebaiknya taat peraturan dengan berkunjung pada jadwal yang sudah tertera. Jangan pula lompat pagar hanya untuk duduk-duduk sendirian di taman.
¤ Ikut menjaga Fasilitas Publik
Taman kota bukan hanya terdiri dari tumbuhan-tumbuhan, tapi bangunan dan beragam fasilitas publik. Hindari mencorat-coret atau menempel gambar pada dinding, merusak tong sampah, permainan anak, serta bangku taman. Jaga juga kebersihan setelah menggunakan toilet.
¤ Jangan memetik atau merusak tanaman
Mungkin kita sering melihat tanaman menawan di taman. Terkadang tangan rasanya gatal ingin memetik atau mencabutnya untuk dibawa pulang, apalagi kalau memang hobi berkebun. Sebaiknya jangan memetiki bunga taman. Kenapa? Andaikan semua penggemar tanaman memetik atau merusak bunga-bunga, bisa dibayangkan bagaimana tampilan taman kota selanjutnya.
Kalau memang tertarik dengan jenis bunganya, banyak penjual bibit tanaman bertebaran di seantero kota. Dengan harga terjangkau, kita sudah mendapatkan bibit bunga favorit. Enggak perlulah mengambil tumbuhan di taman yang sengaja ditanam untuk memperindah kota. Sayang kalau akhirnya banyak tumbuhan yang raib.
¤ Menjaga ketertiban bersama
Bertemu dan berkumpul dengan banyak orang rentan dengan konflik. Mengobrol sambil bertatapan muka dengan kenalan saja bisa berselisih paham, apalagi dengan orang lain yang berbeda kultur. Jika ego masing-masing sulit dikendalikan, maka perdebatan hingga bentrokan sulit dielakkan.
Jangan sampai karena masalah sepele, misalnya rebutan arena permainan anak, malah menyulut kericuhan antara orang tua. Sebaiknya bijaklah mengalah tanpa harus merasa kalah. Toh, kalau ada kesempatan lain, masih bisa membawa keluarga bermain-main ke sana. Lagi pula, apa enggak malu jadi tontonan orang?
Taman kota merupakan fasilitas publik yang ramai dikunjungi masyarakat dengan latar belakang berbeda. Mampu menjaga kerukunan pengunjung, menjadi cerminan karakter warga setempat. Malu, kan, jika ada pendatang yang melihat keributan tersebut. Yuk, jangan mencoreng nama baik kota kita dengan menolak berbuat onar di ranah publik.
Asam Manis Taman Kota
Sejak kecil, setiap akhir pekan orang tua sering membawa saya ke taman kota. Suasananya memang asri dan sejuk dinaungi pepohonan. Mencoba aneka permainan anak dan mencicipi beragam makanan, menjadi kegiatan yang ditunggu-tunggu setelah seminggu sibuk di sekolah. Bagi anak-anak, rasanya senang bisa berlari-lari di areal taman yang luas.
Namun, keberadaan taman kota bukan berarti tanpa cela. Di atas kulit bumi ini tak ada yang sempurna. Bukan hanya manusia, taman pun perlu dibenahi. Sejak masa kanak-kanak dulu, di sana sering ditemukan kelakuan muda-mudi yang kurang pantas dilihat. Karena itu, jika ada pasangan yang tanpa risi colak-colek di depan umum, kakak saya langsung mengajak menjauh. Katanya, tidak baik untuk kesehatan anak-anak.
Memang enggak semua begitu. Ada juga, kok, pasangan yang sopan. Mereka enggak berani pameran aksi di depan umum. Gara-gara sebagian orang, nama baik taman kota sempat tercoreng.
Mengingat kejadian dulu, sampai sekarang saya pun agak waspada dengan taman. Sebaiknya teliti dulu sebelum singgah ke sana. Jika banyak keluarga yang mampir, atau ada sekumpulan orang berolah raga, berarti tamannya aman dikunjungi.
Bagi yang membawa kendaraan, masalah parkir perlu diperhatikan. Sulit kalau mengadakan acara ramai-ramai di taman kota jika lahan parkir masih terbatas. Selain berjubel, kendaraan yang berbaris dan berlapis dapat menyebabkan kemacetan. Apalagi lokasi taman kota umumnya berada di tempat strategis. Bukannya menghijaukan, taman kota justru menambah stres pengendara.
Di balik asam manisnya, taman kota tetap menjadi sarana yang layak dikunjungi warga yang ingin menghirup udara segar. Walaupun masih dikelilingi hingar-bingar kendaraan, duduk santai di tempat ini seperti membawa kita ke daerah hijau nan sejuk.
Jika ada waktu luang, singgahlah ke taman kota untuk bersantai. Di sana bisa mengobrol bareng teman, bermain bersama anak, olah raga, ber-selfie ria, hingga menikmati beragam kuliner dengan harga terjangkau. Jarang-jarang, kan, bisa menikmati semangkuk bakso di bawah pohon rindang.
Untuk ke masa depan, semoga semua taman kota tetap awet hingga ke anak cucu nanti. Jangan ada yang tergusur karena alasan pembangunan. Walaupun arealnya terbatas, tapi tempat ini bisa menjadi tujuan wisata dalam kota yang murah, meriah, serta aman.
Referensi :
- Foto : Dok. Pribadi
- Taman Beringin Jl. Sudirman Medan
- Taman Ahmad Yani Jl. Imam Bonjol Medan
Komentar
Posting Komentar