Naik kereta api jarak pendek selama tiga puluh menit, sudah pernah saya jalani bersama KA Bandara Railink Medan. Dengan angkutan ini, setiap sepuluh menit sekali kereta berhenti dan saya turun pada stasiun berbeda. Walaupun perjalanan pendek, tapi seru juga, kok. Tulisan perjalanan kereta api singkat itu bisa dibaca di sini.
Kalau diingat-ingat, ternyata kurang lama juga naik kereta jangka pendek. Setiap sepuluh menit turun rasanya terlalu singkat untuk perjalanan. Tetapi, kapan ya, bisa naik kereta api jarak jauh? Begitu pikiran saya waktu itu. Saya dan keluarga jarang (bahkan hampir enggak pernah pun) naik kereta api. Kendaraan bermotor lebih sering jadi andalan kami pergi ke berbagai tempat.
Terakhir kali saya naik kereta api jarak jauh saat masih SD. Sudah lama, lho, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Saya masih ingat, saat itu memilih naik kereta api bareng ortu karena penasaran. Selama ini, kami selalu bepergian naik kendaraan bermotor.
Kereta api cuma dilihat di stasiun atau jadi miniatur mainan di rumah. Sering melihatnya, jadi ingin ikut naik jasa transportasi ini. Akhirnya memang kesampaian. Tetapi, itu dulu. Sekarang mulai penasaran lagi.
Nah, setelah menunggu lama, kesempatan itu datang juga. Mumpung ada urusan ke Medan, saya pun langsung menumpang Siantar Express, nama kereta api jurusan Pem. Siantar - Medan berjarak tempuh 3 jam.
Suasana di stasiun kereta api, Pem. Siantar dengan gerbong Siantar Express
Enggak mau tanggung, saya mengambil perjalanan pulang pergi (PP) karena ada urusan sebentaaaar aja di Medan. Kebetulan urusannya juga dekat kantor kereta api, makanya bisa cepat bolak-balik. Jadi, kalau ditotalkan, saya naik kereta api selama 6 jam dalam satu hari.
Tulisan ini siapa tahu bisa jadi informasi bagi yang ingin ke Pem. Siantar menggunakan jasa kereta api. Kota yang berjarak tempuh 130 km, atau 2,5 jam perjalanan dari Medan, merupakan persinggahan strategis menuju daerah wisata Danau Toba.
Dari Pem. Siantar hanya berkisar 42 km, atau 45 menit menuju Parapat yang berlokasi di tepi danau terbesar di Indonesia itu. Sebelum sampai ke sana, boleh dulu mencoba beragam kuliner di Pem. Siantar yang super duper lezat. Topik ini mungkin lain kali kita bahas.
Fajar Menyingsing di Stasiun Kereta Api
Hari masih gelap ketika saya keluar dari rumah menuju stasiun. Waktu menunjukkan pukul 06.00, masih ada tersisa 40 menit sebelum keberangkatan. Penduduk kota seperti masih terlelap. Suasana jalan yang lengang membuat perjalanan lancar, meskipun gerimis tipis menerpa udara pagi.
Meskipun cuaca lembab, tapi semangat pagi jangan sampai luntur tergerus embun. Setelah fajar menyingsing, memang waktu yang cocok untuk memulai kegiatan yang berbeda dari biasanya, termasuk perjalanan ke luar kota bersama kereta api.
Suasana stasiun yang tenang, belum terlalu ramai dengan penumpang, dan petugas yang menyambut ramah, membuat saya semakin tak sabar memulai perjalanan ini. Setelah men-scan barcode di gerbangnya, saya pun melangkah menuju gerbong mencari nomor kursi yang dipilih.
Apa tiket kereta bisa dibeli online? Yap, sekarang kan, serba online. Tetapi, nanti saya ulas bagaimana caranya. Sekarang saya mau menceritakan dulu perjalanan dengan kereta api.
Gerbong masih sepi ketika saya naik dan celingak-celinguk melihat kiri kanan. Saya bingung dan tersesat mencari nomor kursi, maklumlah sudah bertahun-tahun enggak pernah lagi naik kereta api. Untung ada seorang wanita yang membantu menunjukkan arah dan kursi pun ditemukan. Hmff, akhirnya.
Saat mencari nomor tadi, saya takjub melihat gerbong yang bersih dengan tampilan kursi yang lebih rapi. Saya jadi teringat keadaan gerbong berpuluh-puluh tahun yang lalu (perbandingannya terlalu jauh, ya :). Tempat ini dulu agak kumuh dengan kursi berkulit robek. Besinya pun banyak yang berkarat. Keadaan gerbong berbeda dengan hari ini. Sekarang perusahaan kereta api memang sudah berbenah.
Cuma, kalau saya boleh kasih saran, toiletnya agak gimana, gitu. Tanpa saya uraikan, kayaknya sudah bisa ditebak, kan, maksudnya. Tetapi, ya, namanya juga toilet umum. Ada banyak orang keluar masuk dengan beragam karakter menggunakan fasilitas bersama. Mungkin perlu aliran air yang lebih lancar supaya penumpang enggak malas menyiram. Kalau boleh, ada petugas kebersihan untuk mengawasi.
Selanjutnya, yuk, kita bahas saja tentang suasana gerbong zaman now. Selain bersih, gerbongnya juga beraroma pengharum ruangan. Di setiap bangku penumpang, disangkutkan plastik kresek ukuran 1 kg untuk membuang sampah. Nanti saat kereta api hampir tiba di stasiun tujuan, ada petugas yang mengutip sampah penumpang di plastik kresek.
Kemudian, petugas lain datang dan memasangkan plastik kresek baru. Pantaslah gerbong bersih dari sampah berserakan karena tersedia penampungan praktis. Kalau ada penumpang yang tetap membuang sampah sembarangan, namanya k-e-l-e-w-a-t-a-n.
Di gerbong, saya memilih bangku dekat jendela. Jadi sepanjang perjalanan saya puas memandang rumah dan pohon-pohon yang seperti berlarian, sambil memotret. Rasanya sayang melewatkan pemandangan bagus, walaupun hasil jepretannya lebih banyak yang buram.
Pemandangan selama perjalanan memang hijau menyejukkan mata. Wajar saja mengingat daerah yang dilewati merupakan perkebunan sawit dan karet. Sejak zaman kolonial, hasil perkebunan merupakan komoditi andalan Sumatera Utara.
Oya, tadi kereta berangkat tepat waktu sesuai yang tertera di jadwal. Saat pluit berbunyi, saya lihat jam yang tertera di hape, pas pada angka 06.40 WIB. Sebaiknya, jangan coba-coba jam karet kalau naik kereta, karena bakalan ditinggal.
Berbeda dengan pesawat yang bisa delay, jadwal ular besi ini lanjut terus. Kereta juga enggak bisa dikejar ke stasiun berikutnya seperti bis. Kalau pun ada mobil yang bisa mengejar kereta api, setahu saya cuma muncul dalam adegan film.
Selama perjalanan, kereta melewati banyak stasiun. Hampir di setiap stasiun ada saja penumpang yang naik. Angkutan umum ini memang kendaraan favorit sejak dulu. Penumpang sering penuh apalagi menjelang hari-hari penting. Dalam situasi demikian, tiket sudah habis jauh-jauh hari. Pokoknya, bisalah bersaingan dengan armada bis. Bedanya, jadwal kereta api terbatas dibandingkan dengan armada bis yang lebih banyak.
Kita ambil contoh kereta api Pem. Siantar - Medan. Angkutan umum ini hanya dijadwalkan PP hanya dua kali dalam sehari, yaitu
Pemberangkatan PP I dari Pem. Siantar ke Medan
Berangkat dari Pem. Siantar Pukul 06.40 WIB.
Tiba di Medan Pukul 09.40 WIB
Berangkat dari Medan ke Pem. Siantar Pukul 11.45 WIB.
Tiba di Pem. Siantar Pukul 14.38 WIB
Pemberangkatan PP II dari Pem. Siantar ke Medan
Berangkat dari Pem. Siantar ke Medan Pukul 15.10 WIB.
Tiba di Medan Pukul 18.22 WIB.
Berangkat dari Medan ke Pem. Siantar Pukul 20.35 WIB.
Tiba di Pem. Siantar Pukul 23.17 WIB.
Selama perjalanan, kereta berhenti sebentar menaikkan dan menurunkan penumpang di beberapa stasiun. Adapun stasiun yang dilewati oleh kereta api Pem. Siantar - Medan adalah.
Stasiun yang dilintasi KA Siantar Express Pem. Siantar - Medan, yaitu Pem. Siantar - Dolok Merangir - Baja Linggei - Tebing Tinggi - Lidah Tanah - Rampah - Perbaungan - Lubuk Pakam - Araskabu - Batang Kuis - Bandar Kalipah - Medan
Kalau sudah singgah di beberapa stasiun, kereta yang melompong di stasiun awal bakalan mulai penuh dijejali penumpang. Ada yang masih dapat bangku, ada pula yang harus berdiri. Untuk penumpang berdiri yang beruntung, mereka bisa mendapatkan kursi penumpang yang kosong karena pemiliknya batal berangkat.
Beberapa stasiun yang disinggahi KA Siantar Express
Tarif penumpang sama untuk semua stasiun. Bagi yang menuju Pem. Siantar - Medan, ataupun stasiun lain, pada tiket tetap tercantum Rp 22.000. Penumpang yang berdiri atau duduk, harga tetap sama. Saat hari-hari perayaan pun ongkos tetap stabil di posisi aman, enggak ada tiket melonjak yang membuat penumpang terperanjat. Itulah nyamannya naik kereta api, asalkan cepat memburu tiketnya.
Cara Memesan Tiket KA
Naik kereta api memang menyenangkan, apalagi jika pergi ramai-ramai bersama keluarga atau teman. Cuma, jika tidak cepat memesan tiket, bakalan diserobot dengan calon penumpang lain. Nah, supaya kebagian, segera cari tahu cara memesannya. Sekarang ada dua cara memesan tiket.
Pertama, Pembelian Offline
Dengan cara ini Penumpang datang langsung ke loket stasiun untuk membeli tiket. Di loket, petugas akan melayani dan penumpang memperoleh print boarding pass. Nanti sebelum naik ke gerbong, tiket atau boarding pass akan di-scan petugas. Persis cara zaman dululah.
Awalnya, saya juga ingin membeli tiket dengan cara jadul begini. Karena dengan cara ini, saya enggak perlu mengunduh aplikasi yang menguras memori hape. Tetapi, ada yang menyarankan agar membeli tiket melalui aplikasi. Sekarang mayoritas penumpang sudah membeli tiket secara online. Jika membeli melalui loket, jangan sampai pas hari H malah kehabisan. Kalaupun ada, biasanya tiket berdiri karena kursi sudah habis diborong.
Saya pikir, benar juga, apalagi memori hape pun enggak sempit-sempit amat, kok.
Pembelian Online
Sama seperti pembelian tiket di aplikasi lain, membeli tiket kereta api harus memuat data lengkap, termasuk NIK. Jadi, sediakan KTP dulu, kecuali sudah hapal nomor NIK pribadi. Kalau data lain, tentu sudah ingat, kan? Jadi, tinggal diisi data yang diminta dan kemudian siap membeli tiket.
Secara singkat, jika mau membeli tiket online, berikut langkah-langkahnya :
- Pertama-tama, unduh aplikasi Access KAI di Play Store atau App Store. Ikuti perintahnya dan masukkan data yang diminta.
- Setelah selesai, untuk kereta api jurusan Pem. Siantar - Medan, pilih kolom Lokal
- Kemudian pilih "Siantar" sebagai kota asal dan "Medan" sebagai kota tujuan. Tentukan juga tanggal dan jam keberangkatan.
- Kemudian pada layar akan muncul ketersediaan kursi. Jika kursi sudah habis, maka akan ada pemberitahuan kalau yang tersedia hanya tiket berdiri.
- Lanjutkan kalau cocok dengan ketersediaan kursi.
- Klik jadwal sesuai pilihan.
- Klik tombol "Tambahkan sebagai penumpang".
- Kemudian klik tombol "Pilih Kursi". Silahkan pilih kotak yang masih berwarna putih.
- Setelah itu, selesaikan pembayaran dengan beragam pilihan transaksi.
- Terakhir, tiket sudah lunas dan simpan e-boarding pass untuk keberangkatan nanti.
Selesai sudah transaksi e-ticket PP Pem. Siantar - Medan. Kalau saya sarankan, memang sebaiknya membeli tiket online, supaya mendapatkan kursi. Cuma, kalau ada keperluan mendesak dan harus segera berangkat, tiket berdiri pun enggak jadi masalah selama kaki kuat menopang. Kalau beruntung ada kursi kosong, diperbolehkan petugas, kok, menempatinya. Jadi, setelah mendapatkan tiket, selamat menikmati perjalanan bersama kereta api.
Akhirnya, kembali lagi ke Pem. Siantar. Ini baru namanya pergi pagi dan pulang sore, antar kota pula.
Komentar
Posting Komentar