“Ayo, Nak, jangan malas berangkat sekolah. Kalau hari ini kamu enggak mau sekolah, suatu hari nanti kamu enggak bisa ikut reuni.”
Percakapan di atas pernah dikirim salah seorang teman ke grup WA alumni. Walaupun mengundang senyum, tapi ada benarnya juga, kan. Sekolah bukan hanya sarana menuntut ilmu, tapi juga tempat mengumpulkan teman-teman untuk diajak reuni beberapa tahun yang akan datang. Minimal mereka mau bergabung di grup WA almamater, seperti sekarang.
Meskipun demikian, enggak semua alumni mau diajak bergabung dalam grup almamater. Saya sendiri ikut beberapa grup alumni sekolah, sementara ada teman lain yang menolak ikutan. Sebagian lagi hanya bertahan sebentar dalam grup. Mereka keluar dan menolak diajak kembali bergabung. Alasannya beragam.
Menurut mereka yang keluar, enggak penting amat acara kumpul-kumpul begitu. Toh, alumni cuma teman-teman lalu yang sudah lewat masanya. Ada lagi yang mengatakan kalau obrolan di grup enggak menyambung, alias pola pikirnya sudah berbeda. Kemudian, ada pula yang mengaku kalau memori ponsel penuh. Bermacamlah alasannya.
Padahal, grup almamater cocok sebagai sarana menyambung silaturahmi. Grup ini menjadi tempat bertukar cerita dengan teman-teman lama. Apa enggak ingin tahu kabar kawan sepermainan dulu? Gimana sekarang keadaan teman sebangku? Atau mengenang suka duka menghadapi guru galak pada zamannya. Ada pula memori tentang teman badung nan kocak yang mengocok perut.
Segan berkumpul karena status sosial? Soal rezeki, setiap orang tentu berbeda-beda. Dengan saudara kandung saja bisa berbeda, apalagi teman yang tidak ada hubungan darah. Jadi sebaiknya, enggak perlulah membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Setiap orang ada porsinya masing-masing. Lagi pula, sepanjang hidup pun kita masih berjuang. Siapa tahu hari esok nasib bisa berubah?
Jadi, kalau ada reuni, ikutlah dan dibawa gembira saja. Dulu, dipertemukan dengan kawan-kawan ketika masih muda. Sekarang meskipun umur kian renta, tapi pertemanan tetap terjalin. Karena usia terus bertambah, mumpung masih bisa berkumpul bareng teman-teman lama, kenapa ditolak? Di tengah segala macam urusan dan kesibukan, belum tentu semua bisa sering bertemu. Lagi pula, reuni itu bukan sekadar kumpul semeja bareng. Ada banyak manfaat dari reuni.
Ini Manfaat Reuni
Untuk apa, sih, ikut reuni? Begitu kata beberapa teman ketika diajak ikutan. Bagi mereka reuni mungkin berkesan hura-hura saja, padahal enggak juga. Duduk nongkrong sambil makan dan minum serta ketawa-ketiwi, apakah terkesan hura-hura? Sesekali perlu juga merenggangkan otot, artinya hidup jangan dibawa terlalu serius. Mengobrol dengan teman lama merupakan salah satu cara menikmati hidup.
Nah, selain menikmati hidup, ada beragam manfaat reuni, seperti yang diulas berikut.
Menjalin Kembali Tali Silaturahmi
Bertahun-tahun berpisah mencari rezeki sendiri, apa enggak penasaran dengan kabar teman masa sekolah? Bertemu teman lama itu penuh kejutan. Ada yang dulu biasa-biasa saja, sekarang menjadi luar biasa. Atau yang terjadi sebaliknya. Berkumpul dengan mereka, bisa menyambung komunikasi yang sempat terputus.
Mengenang Masa Lalu
Beragam kenangan masa sekolah, seperti dihukum guru berbarengan, teman yang paling kocak, guru idaman, hingga siswa-siswi populer, menjadi cerita favorit yang ramai diobrolkan. Kalau mengulangnya, tentu enggak mungkin lagi. Membahas ceritanya kembali, ibarat memutar adegan tentang tingkah laku masa lampau yang justru mengundang tawa.
Menjadi Lebih Bahagia dan Sehat
Menurut catatan dari Journal of Epidemiology and Community Health, orang-orang yang sering bersosialisasi cenderung lebih sehat dan bahagia. Mereka lebih berpeluang berumur panjang, serta terhindar dari penyakit kronis dan demensia (kepikunan). Jadi, enggak perlu repot mencari cara tetap sehat dan mencegah kepikunan. Ikutan reuni ternyata bisa membuat otak tetap sehat, walaupun usia terus bertambah.
Memperkuat Daya Ingat
Pernah lupa dengan teman sekelas? Kalau saya pernah melupakan teman sekelas dan dilupakan teman sekelas lain. Apalagi yang namanya teman SD, wajahnya sudah banyak yang beda sekali. Masih bisa mengingat namanya saja sudah bagus. Jadi, berkumpul dengan teman lama, walaupun secara online, bisa menjadi latihan menajamkan daya ingat.
Membahagiakan Guru
Reuni bukan sekadar ajang hahahihi tanpa tujuan jelas. Ada sosok-sosok yang dulu membimbing kita hingga bisa seperti sekarang, yaitu para guru yang mulai sepuh. Banyak, kok, dari alumni yang senantiasa ingat jasa guru-gurunya. Walaupun jasa mereka tidak mungkin digantikan oleh materi, dalam momen spesial tak ada salahnya memberikan sedikit bantuan.
Memperluas Jejaring Sosial
Grup alumni bukan hanya memuat chatting ngalor-ngilur tanpa tujuan. Tetapi, media ini bisa jadi jejaring jika membutuhkan informasi tentang bisnis hingga birokrasi. Minta tolong, lho, bukan cari fasilitas. Jangan pula mencari kesempatan dalam kesempitan. Maksudnya, jika mentok pada urusan tertentu, masih ada teman untuk tempat bertanya. Siapa ketemu solusi.
Motivasi
Pernahkah ikut reuni dan melihat teman lain lebih sukses? Pasti pernah, ya. Kalau mau dibawa baperan, rasanya agak minder kalau berkumpul bersama mereka. Cuma, baperan enggak membuat masalah selesai atau kita mendadak ikut sukses. Sebaliknya, yuk, jadikan kesuksesan teman sebagai motivasi untuk memperbaiki diri. Berusahalah dan bekerja lebih keras mulai sekarang. Jadi, jika lain kali ada reuni, buatlah orang lain yang minder sama kita. Ups!
Dukungan Emosional
Saat reuni, umumnya ada teman yang curhat masalah pribadi, termasuk tentang pekerjaan, keluarga, ataupun kesehatan. Wajar, kan, karena mungkin yang bersangkutan enggak tahu mau curhat sama siapa lagi. Dalam sesi curhatan tersebut, biasanya ada teman yang berpikiran lebih matang dan siap memberikan solusi. Sementara untuk teman-teman yang lain, sebaiknya masalah orang jangan dijadikan pergunjingan, ya.
Refleksi Diri
Masih ingat cita-cita atau impian masa sekolah dulu? Sudah terwujud atau tinggal kenangan? Bertemu kawan lama bisa mengingatkan kembali dengan impian masa lampau yang sempat terlupakan, apalagi kalau pernah menceritakannya sama mereka dulu. Masih ingin mengejar impian masa muda? Seiring usia bertambah, apakah mau memperjuangkan impian atau memilih mundur?
Ternyata, banyak juga manfaat reuni. Acara kumpul begini bukan cuma hura-hura saja. Bertemu dengan kawan lama bisa memberikan faedah untuk diri sendiri, guru dan teman-teman lama. Selain saling membantu kawan, perlulah tahu kabar mereka sekarang. Gimana pun, dulu sama-sama berjuang menghadapi masa sekolah yang jelimet.
Namun, reuni bukan tanpa risiko. Setiap kegiatan, tentu ada plus minusnya. Hanya saja, jangan karena ada minusnya, lantas menganggap semua reuni pasti buruk. Sebenarnya, tergantung orangnya juga, bisa enggak dia meminimalisir dampak negatif? Intinya, tetap ada hal-hal yang sebaiknya dihindari saat reuni.
Apa saja itu? Yuk, simak selanjutnya!
Ini yang Sebaiknya Dihindari Saat Reuni
Reuni memang menyenangkan, apalagi jika bertemu teman akrab yang terpisah oleh jarak dan waktu. Namun, tetap ada rambu-rambu yang harus dipatuhi agar tidak kebablasan. Namanya juga manusia biasa, kapan pun bisa berbuat kesalahan.
Berikut beberapa hal yang dihindari saat reuni.
Drama Pribadi
Setiap orang punya masalah pribadi yang membuat pikiran puyeng. Terkadang karena terlalu letih menanggungnya, jadi ingin curhat pada setiap teman yang ketemu. Hati-hati, lho, dan sebaiknya perlu menahan diri. Terlalu lebay bercerita membuat orang jadi kesal. Dukungan emosional memang perlu, tapi bukan berarti memaksa semua orang mendengar kisah hidup yang panjang mengalahkan sinetron. Apalagi kalau di sana ada biang gosip. Bersiaplah cerita menyebar secepat angin.
Menceritakan Kenangan Buruk atau Aib Seorang Teman
Cerita lucu atau konyol tentang teman lain bisa membuat acara reuni semakin seru. Cuma, jika orang yang bersangkutan berada di tempat, kira-kira dia tersinggung atau enggak? Terkadang, ada orang yang enggak marah dijadikan topik pembicaraan, atau malah dia yang memancing obrolan. Tetapi, enggak semua, kan, bisa berlapang dada. Jadi, bijaklah bersikap.
Begitupun jika menyangkut gosip orang yang tidak hadir pada acara reuni. Hati-hati, lho, membicarakan orang lain meskipun dia tidak berada di tempat. Kata kakek nenek dulu, dinding itu bertelinga, tajam pula pendengarannya. Nanti kalau ada yang menyampaikan gosipnya, bisa berabe.
Merendahkan Orang Lain
Dalam acara reuni, pesertanya semua sama. Artinya, sama-sama bekas anak sekolah yang kemudian berjuang mencapai impian dan cita-citanya sendiri. Jika ada kurang beruntung dibandingkan dengan teman lain, sebaiknya abaikan dulu. Dalam reuni, kita berkumpul dan bergembira setelah lama berpisah, bukan ajang penilaian nasib.
Pamer
Beruntunglah yang bisa sukses setelah lama tamat sekolah. Namun, tidak semua teman yang demikian, atau masih ada yang terus berjuang memperbaiki taraf hidup. Kalau punya rezeki berlebihan, sebaiknya disimpan dulu di rumah. Enggak usahlah dibawa serta ke acara reuni. Topik reuni biasanya kenangan masa sekolah, bukan daftar harta.
Berdebat Soal Perbedaan Politik atau Agama
Ini pernah terjadi pada salah satu grup alumni yang saya ikuti. Awalnya salah seorang teman mengomel tentang kebijakan dari seorang tokoh politik nasional. Kemudian ada teman lain yang mengomentari, akhirnya ramailah sahut-menyahut di dalam grup. Sebagian anggota pun keluar karena jengah melihat perdebatan tadi. Sayangkan, grup yang seharusnya jadi ajang silaturahmi, justru pecah karena perbedaan pandangan politik.
Mencampuri Masalah Pribadi Teman Lama
Setiap orang punya pandangan pribadi yang berbeda dengan sudut pandang kita. Walaupun risih melihat gaya hidup seorang, sebaiknya tahan diri untuk menghujatnya. Memang rasanya agak gimana, gitu, melihat seorang teman melakukan tindakan yang kita pikir kurang pantas. Coba kasih saran dan diskusikan saja. Dia mau berubah atau tidak, itu pilihan hidupnya. Toh, sama-sama sudah dewasa, kan.
Sibuk dengan Ponsel
Tahu apa yang paling mengganggu zaman sekarang? Pas lagi asyik-asyik mengobrol dengan teman, tiba-tiba dia mengambil ponsel dan langsung scroll tanpa menoleh lagi sama kita. Sebal, kan? Tetapi, saya sendiri pun sering begitu dengan orang lain. Hahaha. Jadi, kalau reuni, sebaiknya simpan dulu ponselnya kecuali memang sedang menunggu kabar penting. Lagi pula, enggak tiap hari, kok reunian. Mumpung berkumpul, mengobrollah sepuasnya.
CLBK
Nah, ini yang paling anyar kalau reunian. Ketemu pacar lama atau gebetan masa lampau, bisa membuat pasangan resmi dagdigdug. Kalau cuma sekadar say hello, ya enggak masalah. Tetapi, bakalan jadi problem jika komunikasi berlanjut. Kecuali jika sama-sama masih sendiri, kalau begini enggak masalah. Ini baru cocok karena menjadikan reuni sebagai tempat menemukan belahan jiwa. Siapa tahu jodoh.
Reuni memang penuh warna-warni seperti pelangi. Asalkan dimanfaatkan dengan benar, acara ini bisa menjadi tempat bersukaria saat usia tak lagi muda.
Kembali Muda dengan Reuni
Waktu enggak mungkin kembali, hanya kenangan yang abadi. Masa muda di sekolah menjadi memori yang sulit dilupakan. Ada kalanya kenangan tersebut begitu indah, sehingga ingin selalu diingat dengan berkumpul bersama teman-teman lama. Tetapi, tidak sedikit pula yang menganggap cerita masa sekolah hanya sepenggal kisah lampau, yang telah lenyap tergerus waktu.
Dulu di sekolah saya bukan siswa supel, apalagi populer. Saya cenderung suka menyendiri dan hanya punya sedikit teman akrab. Dengan kawan-kawan lain cuma sekadar bertegur sapa. Masa remaja pun lebih banyak dihabiskan di rumah bersama keluarga, daripada keluyuran dengan teman.
Tetapi, kalau ada kegiatan reuni, baik tingkat sekolah ataupun cuma teman sekelas, saya jarang melewatkannya. Reuni justru membuat saya lebih akrab dengan teman-teman yang dulu sekadar say hello. Waktu berlalu dan karakter seseorang bisa berubah. Sekarang, bagi saya menyenangkan jika bisa berkumpul dan mengobrol bersama mereka.
Jadi, kalau ada undangan reuni, datang saja. Nikmati saat-saat mengenang masa lalu dengan beragam suka dukanya. Kita semua berawal dari anak muda yang sekarang beranjak renta. Usia boleh bertambah, tapi jiwa tetap belia.
Komentar
Posting Komentar