Kepindahan ke luar kota bisa menjadi peristiwa menyenangkan sekaligus menantang. Menyenangkan karena bakalan banyak pengalaman menarik menanti di sana. Kita tidak hanya bertemu orang-orang baru, tapi juga budaya, kuliner, masyarakat, serta lokasi wisata seru yang belum tentu ada di tempat lama.
Namun, kepindahan tersebut bisa menjadi tantangan karena harapan yang berbeda dengan kenyataan. Ada saja peristiwa di tempat baru yang kurang sesuai ekspektasi. Kalau sudah begini, rasanya ingin balik ke tempat lama. Tetapi, daripada mengeluh, lebih baik mengubah tantangan menjadi pembelajaran baru.
Toh, di tempat lama pun ada saja hal-hal yang terjadi di luar harapan. Cuma, tetap saja dijalani dan selalu ada jalan keluar. Begitu juga di tempat baru. Mungkin ketidaksesuaian itu hanya masalah waktu dan adaptasi. Dengan kepala dingin dan kesabaran, tantangan bisa kok diatasi.
Bagi yang mau pindahan, daripada khawatir dan sibuk menebak-nebak apa yang bakalan terjadi di tempat baru, lebih baik buatlah persiapan matang. Kata orang, persiapan yang baik adalah awal dari kesuksesan. Maksudnya, kesuksesan beradaptasi di tempat baru.
Persiapan pindahan setiap orang tentu berbeda-beda. Jika yang pindah seorang diri, biasanya kesibukannya lebih sederhana daripada pindahan satu keluarga. Semakin banyak rombongan, persiapan semakin ribet. Barang yang dibawa pun semakin banyak. Belum lagi beragam surat yang perlu diurus dan membuat pindahan semakin repot.
Namun, berapa pun jumlah orang yang ikut serta, ada poin-poin penting yang dibutuhkan dalam persiapan pindahan ke luar kota, seperti.
Alamat Tujuan di Kota Baru
Surat pindah merupakan syarat utama agar kartu identitas penduduk bisa diurus di tempat baru. Kartu identitas penting untuk nanti mengurus beragam keperluan administrasi di sana. Kecuali jika yang bersangkutan masih mau menggunakan identitas lama, surat pindah enggak perlu diurus.
Nah, pada saat mengurus surat pindah, petugas akan menanyakan alamat baru. Tanpa alamat baru, urusannya tidak bisa ditangani. Jadi, pastikan dulu alamat pemukiman baru agar persyaratan dapat dipenuhi.
Dana Pindahan
Semakin banyak anggota keluarga yang ikut serta, semakin besar dana yang dibutuhkan. Alasannya sederhana. Jumlah barang yang dibawa berbanding lurus dengan peserta pindahan. Semakin banyak barang bawaan, biaya angkutan yang diperlukan pun melonjak.
Sebaiknya siapkan dana dua kali lipat dari anggaran awal, terutama untuk biaya transportasi keluarga dan angkutan barang. Sering kejadian, barang yang mau ikut dipindahkan ternyata melebihi kapasitas angkutan. Alhasil harus menambah kendaraan dan tentu merogoh kantong lebih dalam.
Belum lagi dana dadakan setelah tiba di kediaman baru. Ada saja kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Misalnya, perbaikan rumahlah, beli peralatan dapur tanggalah, pokoknya bermacamlah.
Namun belajar dari pengalaman, total biaya untuk angkutan mengambil porsi dana terbesar. Jumlah pengeluarannya sering kali tak terduga. Jadi, persiapkan dana maksimal agar enggak terkejut saat pindahan.
Kesehatan
Kenapa kesehatan penting? Karena pindahan antar kota membutuhkan stamina kuat untuk menempuh perjalanan jauh. Setelah repot mengepak barang-barang di rumah lama, tenaga terkuras lagi untuk berpindah ke tempat lain, apalagi jika membutuhkan rute panjang menuju lokasi baru.
Sesampai di lokasi baru, tubuh masih perlu penyesuaian dengan cuaca setempat. Kalau stamina enggak terjaga, tentu mudah ambruk. Menyusun rumah dan barang-barang di tempat baru belum beres, orangnya sudah tepar duluan. Repot, kan.
Jadi, sebaiknya jangan sepelekan kesehatan menjelang kepindahan. Bukan hanya aktivitas sehari-hari yang membutuhkan stamina kuat, pindahan antar kota juga perlu kesehatan prima. Sebelum menempuh perjalanan jauh, cukupkanlah istirahat dan selalu konsumsi makanan bergizi.
Kesiapan Mental
Selain fisik, kita perlu juga mempersiapkan mental menjelang kepindahan. Walaupun sesama orang Indonesia, budaya masyarakat di tempat baru tentu berbeda dengan kota lama. Dalam kebiasaan harian, seperti menyapa orang lain, julukannya saja sudah berbeda. Umumnya, tergantung dari mayoritas suku bangsa di lokasi baru.
Enggak jarang situasi ini menyebabkan goncangan budaya (shock culture), apalagi jika berasal dari golongan minoritas. Arti minoritas di sini bukan hanya agama, tapi termasuk suku bangsa. Pendatang baru bisa kesulitan beradaptasi, apalagi jika kurang memahami bahasa masyarakat setempat.
Jadi, supaya enggak terlalu shock, sebaiknya kunjungi dulu calon daerah domisili baru sebelum pindahan. Jalan-jalan di sana, mutar-mutar cari kuliner enak, kunjungi tempat wisata, hingga mulai mengenal kebiasaan masyarakat setempat. Walaupun masih sebatas kulit luar, tapi sudah ada gambaran tentang lingkungannya.
Biaya Hidup
Ini hal yang enggak kalah penting untuk bertahan hidup di tempat baru. Segera cari tahu bagaimana biaya hidup di sana. Apakah lebih mahal atau lebih murah dari tempat lama? Kalau lebih rendah, enggak masalah. Jika sebaliknya, mampukah menutupi biaya yang semakin melonjak?
Biasanya, biaya hidup di kota kecil lebih murah daripada kota besar. Makanya, banyak orang kota besar yang berlapang dada pindah ke kota kecil. Sebaliknya tak sedikit warga yang berasal dari kota kecil pusing tujuh keliling ketika menetap di kota besar.
Selain konsumsi, biaya transportasi pun bisa menguras kantong. Kalau bepergian di kota besar dengan cakupan wilayah lebih luas, perlu beberapa kali berganti angkot bagi warga yang menggunakan kendaraan umum. Sementara untuk yang naik kendaraan pribadi, biaya bensin pun bisa menguras kantong. Ya, begitulah risiko tinggal di kota besar.
Sedangkan di kota kecil, mau pergi ke mana-mana jaraknya enggak terlalu jauh. Kalau pun naik transportasi umum, biasanya cukup sekali saja. Biaya bensin kendaraan pribadi juga lebih hemat karena jarak tempuh yang lebih dekat. Jadi, sebaiknya kenali dulu bagaimana situasi transportasi di tempat baru.
Pindahan ke luar kota sebenarnya bisa menjadi pengalaman baru yang menyenangkan. Terus-menerus menetap di tempat lama justru membuat wawasan sulit berkembang. Kecuali sering travelling, hanya pemandangan kota yang sama terus dilihat setiap hari.
Sedangkan di kota baru ada banyak hal, seperti budaya, karakter masyarakat setempat, kebiasaan unik, yang tidak ditemukan jika hanya menetap di tempat lama. Situasi seperti ini bisa membuka wawasan tentang banyak hal menarik yang belum dikenal selama ini.
Hanya saja, perlu waktu untuk beradaptasi saat pindahan ke tempat baru. Awalnya, mungkin susah menyesuaikan diri. Tetapi, jika menemukan momentum yang tepat, bukan mustahil jika karakter, usaha, serta pencapaian kita lebih baik setelah menetap di tempat baru.
Di mana pun memutuskan menetap, kuncinya orang yang bersangkutan mau berupaya maksimal. Semua upaya tersebut demi mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Kesempatan berkembang selalu ada tanpa memandang batas domisili. Jadi, tetaplah bersemangat untuk hidup lebih baik di mana pun kita tinggal.
Komentar
Posting Komentar