Langsung ke konten utama

Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Pindah ke Luar Kota



Kepindahan ke luar kota bisa menjadi peristiwa menyenangkan sekaligus menantang. Menyenangkan karena bakalan banyak pengalaman menarik menanti di sana. Kita tidak hanya bertemu orang-orang baru, tapi juga budaya, kuliner, masyarakat, serta lokasi wisata seru yang belum tentu ada di tempat lama.


Namun, kepindahan tersebut bisa menjadi tantangan karena harapan yang berbeda dengan kenyataan. Ada saja peristiwa di tempat baru yang kurang sesuai ekspektasi. Kalau sudah begini, rasanya ingin balik ke tempat lama. Tetapi, daripada mengeluh, lebih baik mengubah tantangan menjadi pembelajaran baru.


Toh, di tempat lama pun ada saja hal-hal yang terjadi di luar harapan. Cuma, tetap saja dijalani dan selalu ada jalan keluar. Begitu juga di tempat baru. Mungkin ketidaksesuaian itu hanya masalah waktu dan adaptasi. Dengan kepala dingin dan kesabaran, tantangan bisa kok diatasi.




Bagi yang mau pindahan, daripada khawatir dan sibuk menebak-nebak apa yang bakalan terjadi di tempat baru, lebih baik buatlah persiapan matang. Kata orang, persiapan yang baik adalah awal dari kesuksesan. Maksudnya, kesuksesan beradaptasi di tempat baru.


Persiapan pindahan setiap orang tentu berbeda-beda. Jika yang pindah seorang diri, biasanya kesibukannya lebih sederhana daripada pindahan satu keluarga. Semakin banyak rombongan,  persiapan semakin ribet. Barang yang dibawa pun semakin banyak. Belum lagi beragam surat yang perlu diurus dan membuat pindahan semakin repot.


Namun, berapa pun jumlah orang yang ikut serta, ada poin-poin penting yang dibutuhkan dalam persiapan pindahan ke luar kota, seperti.




Alamat Tujuan di Kota Baru

Surat pindah merupakan syarat utama agar kartu identitas penduduk bisa diurus di tempat baru. Kartu identitas penting untuk nanti mengurus beragam keperluan administrasi di sana. Kecuali jika yang bersangkutan masih mau menggunakan identitas lama, surat pindah enggak perlu diurus.


Nah, pada saat mengurus surat pindah, petugas akan menanyakan alamat baru. Tanpa alamat baru, urusannya tidak bisa ditangani. Jadi, pastikan dulu alamat pemukiman baru agar persyaratan dapat dipenuhi.


Dana Pindahan

Semakin banyak anggota keluarga yang ikut serta, semakin besar dana yang dibutuhkan. Alasannya sederhana. Jumlah barang yang dibawa berbanding lurus dengan peserta pindahan. Semakin banyak barang bawaan, biaya angkutan yang diperlukan pun  melonjak.




Sebaiknya siapkan dana dua kali lipat dari anggaran awal, terutama untuk biaya transportasi keluarga dan angkutan barang. Sering kejadian, barang yang mau ikut dipindahkan ternyata melebihi kapasitas angkutan. Alhasil harus menambah kendaraan dan tentu merogoh kantong lebih dalam.


Belum lagi dana dadakan setelah tiba di kediaman baru. Ada saja kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Misalnya, perbaikan rumahlah, beli peralatan dapur tanggalah, pokoknya bermacamlah.


Namun belajar dari pengalaman, total biaya untuk angkutan mengambil porsi dana terbesar. Jumlah pengeluarannya sering kali tak terduga. Jadi, persiapkan dana maksimal agar enggak terkejut saat pindahan.




Kesehatan

Kenapa kesehatan penting? Karena pindahan antar kota membutuhkan stamina kuat untuk menempuh perjalanan jauh. Setelah repot mengepak barang-barang di rumah lama, tenaga terkuras lagi untuk berpindah ke tempat lain, apalagi jika membutuhkan rute panjang menuju lokasi baru.


Sesampai di lokasi baru, tubuh masih perlu penyesuaian dengan cuaca setempat. Kalau stamina enggak terjaga, tentu mudah ambruk. Menyusun rumah dan barang-barang di tempat baru belum beres, orangnya sudah tepar duluan. Repot, kan.


Jadi, sebaiknya jangan sepelekan kesehatan menjelang kepindahan. Bukan hanya aktivitas sehari-hari yang membutuhkan stamina kuat, pindahan antar kota juga perlu kesehatan prima. Sebelum menempuh perjalanan jauh, cukupkanlah istirahat dan selalu konsumsi makanan bergizi.




Kesiapan Mental

Selain fisik, kita perlu juga mempersiapkan mental menjelang kepindahan. Walaupun sesama orang Indonesia, budaya masyarakat di tempat baru tentu berbeda dengan kota lama. Dalam kebiasaan harian, seperti menyapa orang lain, julukannya saja sudah berbeda. Umumnya, tergantung dari mayoritas suku bangsa di lokasi baru.


Enggak jarang situasi ini menyebabkan goncangan budaya (shock culture), apalagi jika berasal dari golongan minoritas. Arti minoritas di sini bukan hanya agama, tapi termasuk suku bangsa. Pendatang baru bisa kesulitan beradaptasi, apalagi jika kurang memahami bahasa masyarakat setempat.


Jadi, supaya enggak terlalu shock, sebaiknya kunjungi dulu calon daerah domisili baru sebelum pindahan. Jalan-jalan di sana, mutar-mutar cari kuliner enak, kunjungi tempat wisata, hingga mulai mengenal kebiasaan masyarakat setempat. Walaupun masih sebatas kulit luar, tapi sudah ada gambaran tentang lingkungannya.



Biaya Hidup

Ini hal yang enggak kalah penting untuk bertahan hidup di tempat baru. Segera cari tahu bagaimana biaya hidup di sana. Apakah lebih mahal atau lebih murah dari tempat lama? Kalau lebih rendah, enggak masalah. Jika sebaliknya, mampukah menutupi biaya yang semakin melonjak?


Biasanya, biaya hidup di kota kecil lebih murah daripada kota besar. Makanya, banyak orang kota besar yang berlapang dada pindah ke kota kecil. Sebaliknya tak sedikit warga yang berasal dari kota kecil pusing tujuh keliling ketika menetap di kota besar.


Selain konsumsi, biaya transportasi pun bisa menguras kantong. Kalau bepergian di kota besar dengan cakupan wilayah lebih luas, perlu beberapa kali berganti angkot bagi warga yang menggunakan kendaraan umum. Sementara untuk yang naik kendaraan pribadi, biaya bensin pun bisa menguras kantong. Ya, begitulah risiko tinggal di kota besar.




Sedangkan di kota kecil, mau pergi ke mana-mana jaraknya enggak terlalu jauh. Kalau pun naik transportasi umum, biasanya cukup sekali saja. Biaya bensin kendaraan pribadi juga lebih hemat karena jarak tempuh yang lebih dekat. Jadi, sebaiknya kenali dulu bagaimana situasi transportasi di tempat baru.


Pindahan ke luar kota sebenarnya bisa menjadi pengalaman baru yang menyenangkan. Terus-menerus menetap di tempat lama justru membuat wawasan sulit berkembang. Kecuali sering travelling, hanya pemandangan kota yang sama terus dilihat setiap hari.


Sedangkan di kota baru ada banyak hal, seperti budaya, karakter masyarakat setempat, kebiasaan unik, yang tidak ditemukan jika hanya menetap di tempat lama. Situasi seperti ini bisa membuka wawasan tentang banyak hal menarik yang belum dikenal selama ini.




Hanya saja, perlu waktu untuk beradaptasi saat pindahan ke tempat baru. Awalnya, mungkin susah menyesuaikan diri. Tetapi, jika menemukan momentum yang tepat, bukan mustahil jika karakter, usaha, serta pencapaian kita lebih baik setelah menetap di tempat baru.


Di mana pun memutuskan menetap, kuncinya orang yang bersangkutan mau berupaya maksimal. Semua upaya tersebut demi mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Kesempatan berkembang selalu ada tanpa memandang batas domisili. Jadi, tetaplah bersemangat untuk hidup lebih baik di mana pun kita tinggal.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mata tidak boleh

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusahaan mampu memproduksi 2,8 jut

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua