Langsung ke konten utama

Pesona Kripto, antara Cuan dan Boncos

 


Pada 2024, Bitcoin salah satu mata uang digital (kripto) terpopuler, melewati siklus halving yang muncul setiap dua tahunan. Artinya, harga uang digital ini bakalan melompat tinggi melampaui nilai emas. Kalau cuan (untung) berinvestasi kripto, maka status sultan bukan impian. Tetapi, jika boncos (rugi)? Semoga yang habis uang dingin, bukan biaya dapur. 


Jadi, Bitcoin dan koin kripto lain akan segera diburu investor. Ada yang menolak cepat kaya? Kayaknya jarang yang mengabaikan kesempatan mengubah status sosial dalam sekejap mata. Masalahnya, jalur instan ala kripto begini membawa risiko tinggi. Ada yang pernah bilang, kalau bermain kripto perlu sediakan jantung cadangan. 


Tahun 2022 lalu saat Bitcoin halving dan harga kripto ikut menanjak, iseng- iseng dan karena ikut-ikutan teman, saya penasaran dan turut  membeli kripto. Namanya ikut-ikutan, persiapannya pun nol besar. Saya sama sekali nggak mengenal fundamental koin-koinnya dan kurang paham cara menganalisis gerakan chart yang naik turun. Pokoknya, modal nekat.


Agar aman untuk pemula, saya hanya menggunakan uang beberapa puluh ribu rupiah. Jadi, kalaupun boncos, ikhlaskan saja yang penting punya pengalaman dulu. Membeli kripto sekarang sangat mudah. Pilih dan download salah satu aplikasi transaksi kripto di gadget. Cukup dengan nominal Rp 10.000, kita sudah bisa transaksi uang digital di dunia maya. 




Nah, ketika membuka salah satu aplikasi kripto, saya bingung mau beli yang mana. Nama koin-koin tersebut asing dan saya baru sekali ini melihatnya. Akhirnya, saya pilih salah satu koin yang namanya mirip minuman favorit zaman SD, yaitu es doger. Lambang koin bukan semangkok es warna-warni, tapi hewan berkaki empat penjaga rumah.


Pemiliknya adalah pengusaha asal negeri Paman Sam yang flamboyan dan populer. Dengan kepopulerannya, otomatis harga koin ikut terdongkrak. Bagi yang pernah main kripto pasti mengerti maksud saya. ;) Saat itu nilai kripto es doger hanya Rp 2.000 per keping. Murah, kan. Tetapi, jangan harap bisa melihat kepingannya secara fisik. Uang digital ini hanya tersimpan dalam gadget.


Tak lama setelah dibeli, harga koin es doger naik 5x lipat, menjadi Rp 10.000 per keping. Kebayangkan gimana senangnya saya. Ada yang memprediksikan kalau harga koin bakalan melejit hingga sampai Rp 14.000. Namun, dalam arena beginian nggak boleh serakah. Silakan ambil secukupnya, lalu kabur. Jadi, saya langsung menjual saat kenaikan harga 5x lipat.


Benar saja, dua hari kemudian harga koin melorot sampai Rp 6.000. Yang masuk belakangan boncos semua gara-gara menunggu hargs Rp 14.000, yang sayangnya nggak pernah terwujud. Wow, ternyata pemula bisa untung. Saya pun membeli koin lain dengan uang lembaran biru. Saya memilih koin tersebut bukan berdasarkan analisis, tapi intuisi dan terpesona dengan nama koin yang keren. Gawat, ya, dan jangan ditiru.  




Namun, sekali ini saya kena batunya. Dibeli pada harga mahal, nilai koinnya terus menurun tajam. Akhirnya, harga membeli koin yang awalnya puluhan ribu kemudian tinggal Rp 300. Hiks! Uangnya dibiarkan saja tersimpan dalam aplikasi. Zaman sekarang, nominal segitu bisa beli apa? Kerupuk pun lewat. Sejak kejadian ini barulah saya hati-hati memilih koin kripto.


Melihat pengalaman ini, nggak heran kalau kripto terus diperdebatkan orang. Uang digital ini memang pro kontra. Walaupun sudah terdaftar di Bappebti dan dikenakan pajak, masih banyak yang meragukannya. Ada yang bilang asal-usul uang nggak jelas juntrungannya. Resikonya pun mengkhawatirkan. Sekali naik, bakalan melaju  ke puncak gunung. Tetapi, sekali jatuh langsung nyungsep ke dasar palung laut laut tanpa ampun. 


Opini orang boleh berbeda-beda, tapi kripto tetap dicari pemburu cuan. Mau gimana lagi karena memang sudah terbukti ada orang yang kaya dari kripto. Isu uang digital ini semakin ramai, tapi  dampaknya sama seperti gosip artis. Semakin digas, semakin populer sosok yang dibahas.


Saya bukan orang yang pro atau kontra dengan kripto. Cuma belajar dari pengalaman kemarin, kalaupun mau bermain kripto, sebaiknya pelajari dulu ilmunya supaya nggak boncos. Mulailah dulu dari belajar menganalisis chart ataupun melihat prospek dari koin yang ingin dibeli. Cek juga fundamental koin tersebut, aman atau mudah goyah. Jika perlu, cari mentor yang membimbing.


Kalau tidak? Saran saya singkat saja. Jangan ya, Dek, ya, jangan. Kripto nggak cocok untuk orang yang hanya mengandalkan emosi dan intuisi. Kalau cuma modal nekat, lebih baik kerja yang benar, berinvestasi, serta rajin menabung. Daripada boncos habis, tepar kemudian. Jangan ya, karena sampai sekarang belum ada persediaan jantung cadangan.




Jadi gimana, masih mau mencoba bermain kripto? Boleh saja, tapi tetaplah hati-hati. Walaupun keuntungannya bisa membuat kantong berbinar, tapi risiko investasi ini bisa membuat mental terjun bebas. Sebaiknya, pelajari dulu tentang kripto dengan segenap jiwa, raga, dan pengorbanan. Barulah berani mengutak-atik koin tak kasat mata ini.


Namun, pertimbangkan dulu membeli kripto dalam jumlah besar. Teman saya yang sudah berpengalaman di dunia kripto pernah cerita. Jika dia bertemu orang yang jual rumah, mobil, tanah, emas, pokoknya apa saja aset yang bisa berpindah tangan demi membeli kripto, biasanya orang ini bakalan boncos. 


Kenapa? Karena emosi yang bermain, bukan ilmu apalagi pengalaman. Emosi mudah goyah dan terombang-ambing menghadapi situasi dan kenyataan. Sedangkan orang yang memiliki ilmu dan pengalaman biasanya bermental tangguh, serta mampu mengambil keputusan penting pada saat genting. Artinya, nggak perlu takut mengutak-atik kripto. Bermain uang digital ini bisa cuan, asalkan tahu caranya.


Jadi, sudah siap jantung bergoyang kencang bersama kripto? Kalau sudah mencapai tahap ahli, beritahu saya. Sekarang saya pun mau belajar dan menambah ilmu tentang kripto. Kalau sudah pintar, mau mencoba kembali dan siapa tahu bisa cuan. Belajar ilmu tentang kripto memang perlu. Jangan sampai uang biru berubah lagi menjadi recehan Rp 300.


Ngomong-ngomong, selain mengumpulkan uang dengan bekerja, berinvestasi, dan menabung, tentu perlu tempat penyimpanan yang aman agar finansial stabil hingga hari tua. Kalau sedang mencari lembaga keuangan yang aman dan memiliki beragam fasilitas keuangan, BRI siap membantu nasabah untuk mengelola keuangan demi perencanaan finansial masa depan yang lebih baik.




Apa saja produk-produk BRI? Ada banyak produk keuangan yang diberikan BRI demi kenyamanan nasabah. Mulai dari tabungan, deposito, asuransi, permodalan usaha, dana reksa, hingga pergadaian, semua tersedia di bank tertua negeri ini. 


Nasabah hanya perlu membawa identitas lengkap saat mengunjungi kantor cabang BRI terdekat. Para petugas segera memberikan penjelasan tentang produk-produk bank yang sesuai dengan kebutuhan. Nasabah pun bisa membuat perencanaan keuangan bersama BRI.


Apa hubungannya perencanaan keuangan dengan investasi kripto? Saran, nih, untuk yang sudah lihai bermain kripto. Biasanya uang yang cepat didapat, cepat pula habis. Dana yang diperoleh langsung menguap seperti embun pagi. Daripada rekam jejak finansial hilang tanpa bekas, mendingan konsultasi perencanaan keuangan masa depan bersama BRI


Artikel ini adalah bagian dari latihan komunitas LFI supported by BRI.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusah...

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mat...

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua ...