Langsung ke konten utama

Ketika Musim Durian Tiba

 


Musim durian merupakan momen yang ditunggu-tunggu oleh penggemar buah beraroma khas ini. Sayangnya, jatuh tempo masa spesial tersebut sulit diprediksikan dengan tepat. Tanda-tanda kemunculannya hanya pedagang buah berduri ini mulai berjejer rapi di pinggir jalan, terutama di daerah strategis. Harganya pun sangat terjangkau, mulai dari Rp 5.000 untuk ukuran kecil hingga Rp 20.000 yang berukuran sedang. Begitu harga durian di daerah saya, Sumatera Utara.


Cuma, perlu ketelitian untuk memilih buah yang bagus. Sebaliknya pilihlah buah dengan aroma tajam. Kalau aromanya tanggung, biasanya buah di dalam masih mentah dan keras. Buah begini sama sekali tak enak disantap. Kemudian cek juga sekeliling kulit buah. Jika ada tanda lebam, berarti ada kebusukan pada bagian inti. Sama halnya jika ketemu lubang, meskipun seukuran jarum. Berdasarkan pengalaman, ada ulat bercokol pada buahnya. Ih! Begitu cara memilih durian yang saya tahu.


Sebagai penggemar durian, saya setuju kalau rasanya buahnya memang enak. Kalau hari ini bosan menyantapnya, besok kepingin lagi. Namun, dengan aromanya yang khas, tidak sedikit orang yang alergi mendekatinya. Ternyata, ada haters durian. Terbukti di tempat publik, seperti pesawat dan hotel, muncul larangan pengunjung membawa serta buah ini ke dalam kabin atau ruangan. Walaupun saya belum pernah mendengar ada orang yang pingsan karena aromanya, enggak apa-apa  ruang geraknya demi kenyamanan bersama.

Pedagang musiman durian

Durian Jongkok

Padahal selain untuk santapan bersenang-senang, durian memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat, terutama dari sisi ekonomi. Pernah dengar istilah durian jongkok? Saya sempat tanya ke AI, apa itu pengertian durian jongkok? Sobat AI malah memberikan jawaban yang membuat saya tersenyum-senyum. Menurut mesin canggih ini, durian jongkok itu adalah pohon durian yang pendek. Walah! Tetapi, harap maklum. Dia kan, enggak pernah nongkrong di luar.


Durian jongkok merupakan istilah membeli durian di pinggir jalan, sambil makan dengan cara berjongkok. Kalau enggak kuat jongkok, ada kok bangku  disediakan pedagangnya. Bahkan, di sana pun  dapat diperoleh wadah plastik kalau pembeli mau membawa buahnya pulang. Musim durian memang sering memunculkan pedagang dadakan. Momen ini menjadi kesempatan meningkatkan ekonomi bagi mereka. Ya, jadi seperti wisata musiman untuk pengunjung, terutama dari luar kota.


Kalau di daerah saya, durian jongkok biasanya dilakoni malam hari. Semakin larut malam, semakin miring harganya. Konon, jam 02.00 pagi nominalnya lebih terjun bebas lagi. Saya kurang tahu kebenarannya karena belum pernah belanja durian jam segitu. Kami biasanya beli durian sekitar pukul 21.00 dan dibawa pulang. Lebih bebas kalau makan di rumah karena enggak perlu jongkok. Malu juga kalau dilihat kenalan. Yang penting bisa dulu beli banyak durian dengan harga aman di kantong.

Durian yang menggugah selera


Durian dengan bentuk dan aromanya yang unik memang menawarkan cerita tersendiri. Buah-buah musiman lain, seperti rambutan duku, manggis, atau mangga, jarang membawa kisah khas, seperti durian. Pernah dengar istilah rambutan jongkok atau duku jongkok? Kalau mau membeli rambutan atau duku, pedagang tinggal memasukkannya dalam kantong plastik. Enggak ada, tuh, pedagang yang mengupas rambutan dan duku untuk pembelinya. Beda dengan durian. Menyantapnya bisa sambil nongkrong dengan teman atau kerabat, setelah pedagang mengupas buah berduri ini. Yummy!


Makanan dan Minuman yang Berbahan Durian

Lantas, bagaimana jika orang-orang di sekitar kita alergi durian? Mungkin mereka tidak suka atau memang ada kondisi harus menghindari durian. Seperti dikutip dari website hellosehat, ada beberapa situasi hingga orang-orang tertentu tidak mengkonsumsi buah ini. Misalnya, kandungan gula yang tinggi kurang sesuai untuk penderita diabetes. Kadar lemak dan kalori tinggi juga berdampak negatif bagi penderita hipertensi.


Saya ingat dulu pernah berada pada suatu acara tetangga. Biasalah, kondangan syukuran dengan beragam penganan. Orang-orang tua berusia lanjut sangat telaten memilih jenis makanan. Mereka menolak makanan yang mengandung durian, seenak apa pun menunya. Kata mereka, durian dapat membawa ‘kabar meriah’ esok hari. Wkwkwk. Daripada daripada, lebih baik lebih baik. Iya, kan?

Durian yang unik dan khas


Tetapi, kalau tubuh kita sehat dan ingin menyantap durian sedikit saja, sebenarnya ada beragam jenis makanan dan minuman yang dicampur dengan durian. Namun, biasanya penganan ini berpadu dengan gula. Durian yang kaya gula alami dicampur lagi dengan gula buatan manusia, gimana pula? Sesekali bolehlah, asalkan jangan sampai kebanyakan. Tidak masalah nongkrong akhir pekan sambil mengudap penganan ala durian. Hitung-hitung variasi menyantap buah berduri ini agar tidak bosan.


Jika ingin icip-icip beragam rasa durian pada makanan dan minuman, berikut ada beberapa pilihan.


Ketan (Pulut) Durian

Ketan dicampur santan, durian, dan gula merah enak banget, apalagi jika disiram es segar. Pada salah satu tempat tongkrongan, saya pernah menemukan pulut durian dicampu lagi dengan roti. Makanan yang kaya kalori, lemak, serta gula, ya. Hehehe. Hanya semangkok dan belum tentu sekali sebulan disantap. Jadi, amanlah.

Ketan (pulut) durian yang menggugah selera

Dodol Durian

Penganan ini enggak asing lagi bagi penggemar dodol. Produknya bertabur mulai dari toko offline dan online.


Pancake durian

Jenis makanan pancake enak banget disantap saat dingin. Tetapi, jangan kelamaan dibiarkan pada suhu normal karena langsung meleleh.


Cake Durian

Cake yang umumnya dicampur dengan coklat, stroberi, keju, dan kerabatnya, semakin unik dan enak jika ditambah dengan durian.


Es Campur Durian

Es campur yang biasa diaduk dengan cincau, tape singkong, dan agar-agar, lebih kaya rasa bila dimasukkan buah durian.


Es Teler Durian

Es teler isinya kian beragam jika ditambah durian. Di mangkok ada lagi alpukat, kelapa muda, nangka, kolang-kaling, hingga biji selasih. Tak kalah warna-warni dari es campur.

Aneka penganan durian

Daftar di atas hanya sebagian makanan dan minuman ala durian yang tersebar di berbagai lokasi. Dengan inovasi nan kreatif dari pengusaha kuliner, daftar tersebut sekarang bisa lebih panjang. Ada ide baru?


Durian, antara Keunikan dan Kontroversi

Musim durian menimbulkan perhatian, baik antara penggemar maupun yang antipati dengan aromanya. Seperti kulitnya yang tajam, durian mampu membentuk kelompok pro dan kontra. Aromanya yang khas, rasa unik, dan efek yang muncul jika menyantapnya terlalu banyak, membedakannya dengan buah lain. Untuk penggemar, buah ini menimbulkan rasa bahagia. Sedangkan bagi haters, keberadaan durian membuat mereka agak terganggu.


Di balik tampilan dan rasa yang istimewa, buah berduri tersebut membawa beragam cerita, seperti tentang musim panen yang dinanti, kemunculan warung pinggir jalan yang ramai, dan variasi menu makanan dan minuman yang dicampurkan dengan buahnya. Mau bergabung dalam anggota klub durian garis keras atau sekadar penikmat musiman, panennya senantiasa layak ditunggu.


Jadi, selamat menunggu dan menikmati musim durian dengan santai, penuh rasa penasaran, dan tetap bijak mengonsumsinya. Seperti yang saya tulis di atas, jangan sampai muncul ‘kabar meriah’ setelah menyantap berlebihan. Karena seperti peraturan hidup, durian memang paling nikmat di lidah asalkan tahu batasannya.


Referensi :

▪︎ Waspadai, Ini 6 Efek Samping Kebanyakan Makan Durian.

https://hellosehat.com/nutrisi/fakta-gizi/bahaya-durian-dimakan-kebanyakan/?utm_source=chatgpt.com

▪︎ Sumber gambar : Koleksi pribadi, Canva Free, dan Pexels.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prioritaskan Kesehatan Mata Sebagai Investasi Seumur Hidup

Kaca mata identik dengan orang tua dan kakek nenek lansia. Penglihatan yang mulai mengabur karena faktor usia ataupun penyakit, membuat para warga senior banyak yang bermata empat. Namun, apa jadinya kalau anak-anak sudah menggunakan kaca mata? Berkaca mata sejak usia 12 tahun, saya paham bagaimana risihnya dulu pertama kali memakai benda bening berbingkai ini. Saat masuk ke kelas, ada beragam tatapan dari teman-teman, mulai dari yang bingung, merasa kasihan, sampai yang meledek.  "Ih, seperti Betet!" Begitu gurauan seorang anak diiringi senyum geli. Hah, Betet? Sejak kapan ada burung Betet yang memakai kaca mata.  Cerita beginian cuma ada di kisah dongeng. Terlalu berlebihan. Candaannya diabaikan saja Waktu itu,  bukan perkara mudah menjadi penderita rabun jauh atau miopia. Apalagi di sekolah saya tidak banyak anak yang memakai kaca mata. Kalau kita beda sendiri, jadi kelihatan aneh.  Padahal, siapa juga yang mau terkena rabun jauh? Walaupun risih, keluhan mat...

Ketika Konten Blog Menggeser Sistem Marketing Jadul

Dahulu kala ketika internet belum semasif sekarang, rumah sering didatangi Mbak-mbak atau Mas-mas  berpenampilan menarik. Dengan senyum menawan, mereka mengulurkan tangan menawarkan produk dari perusahaannya. "Maaf, mengganggu sebentar. Mari lihat dulu sampel produk kami dari perusahaan XYZ." Begitu mereka biasanya memperkenalkan diri. Mayoritas pemilik rumah langsung menggeleng sambil meneruskan aktivitasnya. Sebagian lagi acuh sembari mengalihkan perhatian. Ada juga yang masuk ke rumah dan menutup pintu. Respon para salesman tersebut pun beragam. Beberapa orang dengan sopan berlalu dari rumah, tapi ada pula yang gigih terus mendesak calon konsumen.  Walaupun upayanya nihil karena tetap dicuekin. Saat dulu masih kanak-kanak, saya pernah bertanya pada orang tua. Kenapa tidak membeli produk dari mereka? Kasihan sudah berjalan jauh, terpapar sengatan sinar matahari pula. Mereka pun sering diacuhkan orang, bahkan untuk salesgirl beresiko digodain pria iseng. Jawaban orang tua ...

Konservasi Hutan untuk Ekonomi Hijau bersama APRIL Group

Gerakan ekonomi hijau atau Green Ekonomy mulai disosialisaikan oleh United Nation Environment Program (UNEP) pada tahun 2008. Konsep ini menitikberatkan pada kegiatan ekonomi untuk kemajuan negara, dengan memperoleh keuntungan bersama antara produsen dan konsumen, tanpa merusak lingkungan. Salah satu lingkungan yang dipantau adalah hutan. Sebagai salah satu pabrik pulp dan kertas terbesar di dunia,  pengalaman APRIL Group , melalui anak perusahaannya PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) di Pangkalan Kerinci, Riau, Indonesia, dapat menjadi referensi untuk pelestarian lingkungan. Perusahaan tetap konsisten mengelola pabrik, tanpa mengabaikan alam, bahkan  melalui program APRIL2030 , ikut meningkatkan  kesejahtearaan masyarakat  dan turut mengurangi emisi karbon . Yuk, kita simak aktivitas ekonomi hijau bersama perusahaan ini. Ekonomi Hijau untuk Menjaga Keanekaragaman Hayati  Sumber : Pixabay  Konservasi Hutan untuk Mencegah Deforestasi Setiap tahun, perusah...