Langsung ke konten utama

Postingan

Pandemi Mereda, Kelas Online Tetap Eksis

Kalau berbicara tentang kelas online, saya jadi teringat masa pandemi dulu. Karena harus di rumah saja, maka kelas jenis ini menjadi sarana untuk belajar. Awalnya, aneh ikut kelas yang enggak bertemu dengan semua pesertanya secara langsung, seperti belajar di awang-awang.  Dulu pertama kali membuka aplikasi zoom, saya lumayan gaptek. Lucu kalau ingat gimana gugupnya pertama kali menggunakan zoom. Begitu dipasang, lho, suaranya kok hilang? Akhirnya, setelah bertanya pada saudara di rumah, ternyata ada fitur yang harus ditekan.  Belum lagi karena iseng, jari saya menekan fitur yang menampilkan telapak tangan. Akibatnya, moderator langsung sigap mempersilakan saya bertanya. Daripada malu karena ketahuan gaptek, akhirnya asal tanya saja. Untung pertanyaannya masih masuk akal. Hehehe.  Sempat berseliweran opini kalau kelas online hanya bertahan pada masa pandemi. Siapa juga yang mau belajar di ruangan virtual terus menerus? Untuk sebagian orang mungkin iya, tapi beda dengan sa...

Stasiun Bandar Khalipah, Batang Kuis, Araskabu, dan KA Bandara Medan

  Naik kereta api, tut ... tut ... tut .... Siapa hendak turut? Ada yang belum pernah menyanyikan lagu di atas? Zaman TK atau awal SD, lagu tersebut populer di kalangan sejuta anak-anak. Liriknya sederhana, mudah diingat, dan dipahami. Siapapun bisa melantunkannya dengan versi dan gaya masing-masing. Sejak dulu kereta api sudah menjadi salah satu alat transportasi populer. Kendaraan ini bebas macet dan kerap dipilih sebagai angkutan ke luar kota. Hanya saja,  tidak semua lokasi pas untuk dilalui kereta api, seperti daerah pegunungan misalnya. Situasi tersebut tentu berbeda dengan bis, mobil, atau motor yang lebih fleksibel dan tersedia di mana saja. Karena tidak semua daerah menyediakan fasilitas ini, naik kereta api bisa menjadi pengalaman yang menyenangkan. Bersama kereta, tidak ada penumpang yang hampir 'jantungan' karena sopir bis membawa kendaraan dengan kecepatan super jet.  Atau di pesawat ada turbulensi yang menyebabkan orang ketakutan dan harus memakai seat belt ...

Ini Perbedaan Hoarder dan Penyayang Hewan Sejati

  Bertemu dengan orang yang peduli dengan hewan terlantar merupakan hal langka. Bagaimana tidak? Di zaman yang cenderung mendahulukan kepentingan pribadi, masih ada yang mau merawat makhluk yang kerap diabaikan. Padahal, hewan tersebut tidak mungkin membayar biaya hidup. Namun, tetap ada yang mau mengurusnya tanpa pamrih. Meskipun kelihatan mulia, tapi ada beberapa faktor penting yang perlu diperhatikan pada individu yang suka mengumpulkan hewan. Segala sesuatu yang terlalu biasanya kurang baik, termasuk terlalu banyak mengurus binatang. Akibatnya, bukan hanya berdampak pada pemiliknya, tapi juga masyarakat sekitar dan hewan yang tinggal dalam rumah. Sebenarnya, tidak ada yang salah dengan memelihara hewan di rumah, asalkan terjamin kebersihan dan kesehatannya. Mahluk-makhluk itu sebaiknya dirawat dan tidak menimbulkan keresahan warga. Hewan hendaknya memperoleh makanan cukup dan keadaan rumah penampungan tetap bersih. Ini baru namanya pemilik bertanggung-jawab. Peliharalah he...