Langsung ke konten utama

Postingan

Kios Buku dan Sekelumit Kisah Lampau

Sebelum internet beredar, buku menjadi rekan sejawat terbaik untuk pelajar dan mahasiswa. Tampilan kertasnya yang ramah mata, membuat orang betah membaca dalam jangka waktu lama. Belum lagi aroma buku baru yang kerap memberikan sensasi berbeda bagi para pembacanya. Hanya saja, tampilan fisik yang tebal menjadikannya beban jika dibawa bepergian. Inilah alasan mengapa sebagian orang memilih ebook yang lebih praktis di era digital. Walaupun demikian, tetap ada penggemar setia buku fisik sampai sekarang, baik tua maupun muda.  Beda dengan ebook yang tinggal didownload melalui jejaring internet, buku fisik harus dibeli secara langsung ke tokonya atau melalui online. Sekarang transaksinya sudah lebih mudah karena telah tersedia olshop. Kalau dulu calon pembeli harus berjibaku menembus jarak dan lalu lintas untuk memperoleh buku yang dibutuhkan, sekarang dari rumah pun semua bisa dipesan.  Soal harga buku dulu, saat masih berstatus siswa harga bukunya lebih terjangkau. Berbeda lagi p...

Pengalaman Menumpang Bis Eldivo Jurusan Medan - Pem. Siantar

  Berlibur ke luar kota memang menyenangkan. Tak perlu jauh, cukup sekitar 2 - 3 jam perjalanan saja sudah membawa suasana baru. Minimal, kita telah menemukan lingkungan berbeda dari tempat menetap. Pemandangan mata perlu diubah, jangan sama terus-menerus.  Pem. Siantar, sebagai kota terpadat ketiga di Sumatera Utara setelah Medan dan Binjai, menjadi tujuan saya sambil menengok keluarga. Kota ini pun sudah familiar karena melewati masa seragam merah putih di sana. Bersama orang tua, dulu saya sering dibawa keliling naik motor. Jadi, saya mengenal hampir setiap sudut kota. Selain relasi kenangan, Pem. Siantar tempat yang patut dikunjungi. Wisata kulinernya dijamin membuat lidah betah dan ingin mencoba semua hidangan yang tersedia. Beragam roti, mie, kue-kue, hingga oleh-oleh khas kacang tumbuk siap memanjakan wisatawan. Selain makanan, tempat wisatanya pun oke punya, seperti kebun binatang dan taman-taman rekreasi keluarga untuk  Sudah lama saya tidak berkunjung ke sana....

Tinggal Sendirian, Siapa Berani?

Dulu saat menonton film dari negara empat musim, saya sering iri melihat sebagian tokoh-tokohnya tinggal di rumah sendirian. Semua pekerjaan rumah mereka selesaikan seorang diri tanpa bantuan teman atau keluarga, terutama jika mereka masih berstatus single. Budaya mereka mendidik anak mandiri sejak usia muda.  Berbeda dengan budaya negara kita yang masih kental dengan adat kekeluargaan. Kecuali kos-kosan, tinggal sendirian tanpa keluarga atau teman dipandang janggal. Apa enggak kesepian? Terus, siapa yang membantu kalau terjadi sesuatu (ya, janganlah berharap terjadi sesuatu yang tidak diinginkan). Tinggal sendirian bukan pilihan populer di sini. Saya justru penasaran gimana rasanya tinggal sendirian. Pasti senang bisa menguasai satu rumah sebebas-bebasnya. Penghuni punya kehendak mandiri mau beresin rumah atau enggak, toh tinggal sendirian. Tidak akan ada yang komplain. Mau mengerjakan apapun, seperti memasang suara musik keras, ayo saja. Tetapi, kapan ya, bisa terwujud? Begitu d...