Langsung ke konten utama

Postingan

Teman Perjalanan dalam Gerbong Kereta Api

  Beberapa kali perjalanan menggunakan transportasi umum ke luar kota, saya hampir tidak pernah bertemu dengan penumpang yang gemar mengobrol. Biasanya, ada dua jenis penumpang yang saya jumpai. Pertama, orang muda yang pendiam dan sibuk dengan hpnya. Kedua, orang tua yang pendiam, tapi langsung mengomel jika menemukan fasilitas angkutan yang tidak sesuai dengan harapannya.  Bertemu sesama penumpang yang pendiam sudah biasa. Mayoritas orang zaman now memang membatasi mengobrol dengan orang belum dikenal, terutama mengingat berita-berita kriminal yang kerap berseliweran. Orang terdekat saja bisa berbuat kurang pantas, apalagi yang tidak dikenal. Waspada adalah solusi terbaik, daripada nanti menyesal. Jadi, jangan heran kalau banyak di antara kita ragu memulai percakapan dengan orang baru, terutama di angkutan umum.  Namun, beda dengan pengalaman saya ketika menumpang gerbong kereta api Siantar Express kemarin. Dalam perjalanan itu, saya bertemu dengan tipe penumpang yang berbeda selam

Pengalaman Menumpang Kereta Api PP Pem. Siantar - Medan.

Naik kereta api jarak pendek selama tiga puluh menit, sudah pernah saya jalani bersama KA Bandara Railink Medan. Dengan angkutan ini,  setiap sepuluh menit sekali kereta berhenti dan saya turun pada stasiun berbeda. Walaupun perjalanan pendek, tapi seru juga, kok. Tulisan perjalanan kereta api singkat itu bisa dibaca di sini .  Kalau diingat-ingat, ternyata kurang lama juga naik kereta jangka pendek. Setiap sepuluh menit turun rasanya terlalu singkat untuk perjalanan. Tetapi, kapan ya, bisa naik kereta api jarak jauh? Begitu pikiran saya waktu itu. Saya dan keluarga jarang (bahkan hampir enggak pernah pun) naik kereta api. Kendaraan bermotor lebih sering jadi andalan kami pergi ke berbagai tempat. Terakhir kali saya naik kereta  api jarak jauh saat masih SD. Sudah lama, lho, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Saya masih ingat, saat itu memilih naik kereta api bareng ortu karena penasaran. Selama ini, kami selalu bepergian naik kendaraan bermotor.  Kereta api cuma dilihat di stasiun atau j

Waspada Soceng untuk Keamanan Rekening Digital

Tahun 2022 lalu, saat social engineering (soceng) belum seramai sekarang, muncul  kehebohan pada salah satu grup medsos yang saya ikuti. Seorang anggota grup memberitahu kalau dia baru saja terjebak dalam penipuan transaksi online. Ponselnya menerima chat pemberitahuan kenaikan tarif, yaitu Rp 150 ribu per transaksi dari yang biasa hanya Rp 6.500. Lumayanlah nominalnya untuk nongkrong. Nah, jika nasabah menolak, cukup klik saja link yang tertera. Saat itu, pengiriman link pada kolom chat masih awam dan belum banyak orang yang tahu jebakannya. Tanpa mengecek terlebih dahulu ke bank yang bersangkutan, kawan yang menerima pesan tersebut langsung meng-klik link yang tertera. Hasilnya pun bisa ditebak. Tak perlu menunggu lama. Hanya dalam hitungan menit, beberapa sms beruntun masuk ke ponselnya. Dari sekian banyak sms, isinya sama. Nasabah baru saja melakukan penarikan tunai  yang kalau ditotal hampir Rp 100 juta. Semua transaksi terjadi dalam hitungan menit. Anggota grup yang biasanya ram