Langsung ke konten utama

Postingan

Memantau Masa Lampau melalui Museum Simalungun

  Hari gini masih mau ke museum? Kenapa enggak? Museum ibarat cermin untuk melihat masa lampau, setelah terus menerus melihat hiruk pikuk kehidupan modern. Semakin menarik lagi, kalau tampilan museum unik karena berbentuk rumah adat. Lokasinya pun berada di tengah kota yang notabene dikelilingi gedung kekinian.  Ilustrasi ini persis Museum Simalungun yang mau dibahas. Lokasinya tepat berada di pusat kota Pem. Siantar. Tempatnya beralamat di Jl. Sudirman no. 20  Kel. Proklamasi, Kec. Siantar Barat, Kodya Pem. Siantar, Sumut. Bangunan ini dikelilingi kantor dan bangunan modern, seperti kantor pos, markas Polda, Kejaksaan Negeri, hingga gereja.  Kebayangkan, di pusat kota ada museum yang menyimpan benda-benda bersejarah? Tampilan museum pun langsung mencuri perhatian karena berbentuk Rumah Bolon, yaitu rumah adat khas Simalungun. Usia museum pun lebih tua dari usia negara ini. Sebentar lagi kita bahas sejarah museum ini.  Kenapa perlu berkunjung ke museum? Dengan melihat peninggalan sejar

Teman Perjalanan dalam Gerbong Kereta Api

  Beberapa kali perjalanan menggunakan transportasi umum ke luar kota, saya hampir tidak pernah bertemu dengan penumpang yang gemar mengobrol. Biasanya, ada dua jenis penumpang yang saya jumpai. Pertama, orang muda yang pendiam dan sibuk dengan hpnya. Kedua, orang tua yang pendiam, tapi langsung mengomel jika menemukan fasilitas angkutan yang tidak sesuai dengan harapannya.  Bertemu sesama penumpang yang pendiam sudah biasa. Mayoritas orang zaman now memang membatasi mengobrol dengan orang belum dikenal, terutama mengingat berita-berita kriminal yang kerap berseliweran. Orang terdekat saja bisa berbuat kurang pantas, apalagi yang tidak dikenal. Waspada adalah solusi terbaik, daripada nanti menyesal. Jadi, jangan heran kalau banyak di antara kita ragu memulai percakapan dengan orang baru, terutama di angkutan umum.  Namun, beda dengan pengalaman saya ketika menumpang gerbong kereta api Siantar Express kemarin. Dalam perjalanan itu, saya bertemu dengan tipe penumpang yang berbeda selam

Pengalaman Menumpang Kereta Api PP Pem. Siantar - Medan.

Naik kereta api jarak pendek selama tiga puluh menit, sudah pernah saya jalani bersama KA Bandara Railink Medan. Dengan angkutan ini,  setiap sepuluh menit sekali kereta berhenti dan saya turun pada stasiun berbeda. Walaupun perjalanan pendek, tapi seru juga, kok. Tulisan perjalanan kereta api singkat itu bisa dibaca di sini .  Kalau diingat-ingat, ternyata kurang lama juga naik kereta jangka pendek. Setiap sepuluh menit turun rasanya terlalu singkat untuk perjalanan. Tetapi, kapan ya, bisa naik kereta api jarak jauh? Begitu pikiran saya waktu itu. Saya dan keluarga jarang (bahkan hampir enggak pernah pun) naik kereta api. Kendaraan bermotor lebih sering jadi andalan kami pergi ke berbagai tempat. Terakhir kali saya naik kereta  api jarak jauh saat masih SD. Sudah lama, lho, berpuluh-puluh tahun yang lalu. Saya masih ingat, saat itu memilih naik kereta api bareng ortu karena penasaran. Selama ini, kami selalu bepergian naik kendaraan bermotor.  Kereta api cuma dilihat di stasiun atau j