Langsung ke konten utama

Postingan

Taman Hewan Pem. Siantar, Dongeng Fabel dalam Dunia Nyata

  Saat masih kanak-kanak, dongeng fabel atau kisah tentang hewan, adalah jenis bacaan terakhir yang saya pilih. Alasannya simpel, rasanya aneh membaca cerita  binatang yang bisa berbicara dan bertingkah laku persis manusia. S eperti anak perempuan lain, saya lebih suka menyimak kisah puteri-puterian atau petualangan seru. Namun, sudut pandang saya berubah setelah sering dibawa orang tua ke taman hewan setiap akhir pekan. Para binatang itu mungkin aneh kalau dilihat dalam buku cerita, tapi ternyata lucu di alam nyata. Hewan yang bertingkah sesuai kodratnya lebih menggemaskan, daripada hanya membaca kisah mereka pada buku-buku. Bertahun-tahun kemudian, saya kembali ke tempat yang sama, yaitu Taman Hewan Pem. Siantar (Sumut). Kalau dulu cuma seorang anak kecil yang dituntun orang tua, sekarang tentu sudah dewasa. Banyak yang  berubah dari tempat ini setelah beribu-ribu purnama berlalu. Jika pada masa lampau situasinya sederhana, saat ini lokasinya nyaman sebagai tempat wisat...

Internet BRILian untuk Transaksi dan Digitalisasi Anti Ribet

Serangan kepanikan bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu adalah kemacetan transaksi keuangan. Bagaimana enggak panik kalau saat genting, kita justru kesulitan menarik dana. Saya ingat dulu pernah ada keluarga sakit pada tengah malam hari. Kami butuh segera dana segar untuk berobat. Pada waktu itu internet dan digitalisasi belum merebak seperti sekarang. Hampir semua transaksi masih dilakukan secara tunai. Saya harus mencari ATM malam hari, sendirian pula. Sementara menarik uang malam hari cukup berisiko. Untunglah akhirnya urusan bisa diselesaikan dengan aman. Kalau mengingat kembali kejadian itu, mencari bank terdekat pasti mustahil karena semua kantor tutup. Mau ke ATM sudah gentar duluan, mengingat banyak kejadian kurang mengenakkan malam hari di mesin otomatis itu. Jangankan malam, pada siang bolong ATM kerap bertindak mengejutkan sekaligus mengesalkan. Contohnya, sudah capek mengantre, eh, pas giliran saya, uangnya habis. Belum lagi ketika tabungan saya pernah terdebit,...

Filosofi Pancong, Kue Tradisional yang Tangguh Menembus Zaman

  Saat pertama kali mendengar nama kue tradisional pancong, yang terbersit dalam pikiran saya adalah hukuman mati bagi pelaku kriminal. Terpeleset lidah sedikit saja, pengucapannya pasti sama. Sekarang hukuman tersebut memang sudah dihapuskan, tapi sempat menjadi catatan kelam sejarah dunia saat Revolusi Prancis. Jadi, apa ada korelasi antara Prancis dengan kue pancong Indonesia? Ternyata ini cuma kesalahpahaman. Julukan boleh mirip, tapi dilihat dari asal usul daerah tentu sudah berbeda. Namun, walaupun tidak berkorelasi, kue pancong dan Revolusi Prancis sama-sama uzur. Jika revolusi terjadi tahun 1789, maka kue pancong diperkirakan mulai muncul pada tahun 1600-an, yaitu di Betawi pada zaman kolonial Belanda. Walaupun sudah tua dari sisi sejarah, kue ini awet sampai zaman internet. Tetapi, sampai sekarang asal usul nama kue pancong masih simpang siur. Konon, kata cong berarti setengah lingkaran atau cangkir mengacu pada bentuk cetakan kue. Tetapi, ada pula yang mengatakan kalau...

Lebih dari Sekadar Membaca Buku : Ini Manfaat Mengunjungi Perpustakaan Konvensional

  Walaupun di sini sepi, tapi aku tidak pernah merasa sendirian. Lorong-lorong ruangan perpustakaan konvensional memang sunyi. Namun, dari balik rak-rak buku, ada sekumpulan sosok yang terus memperhatikan. Mereka menatapku tajam tanpa berkedip. Jangan salah, mereka bukan pengunjung perpustakaan yang memilah-milih buku. Sosok-sosok itu juga bukan pustakawan yang sibuk melayani orang yang datang silih berganti. Mereka luput dari perhatian para pengunjung. Mau tahu siapa yang kumaksud? Makhluk-makhluk tak kasat mata itu adalah tokoh-tokoh imajinatif dalam buku fiksi. Tanpa kita sadari, diam-diam mereka kerap keluar dari buku dan mengintip pengunjung yang berseliweran atau duduk membaca di meja terdekat. Sambil mengamati, sosok-sosok itu saling berbisik dengan teman yang berada di sampingnya. Perpustakaan konvensional dengan beragam koleksi buku cetak “Selesai melihat-lihat buku di tangannya, bacaan apa lagi yang akan dia ambil?” tanya tokoh fiksi itu penasaran. “Kira-kira aku bakalan...